JAKARTA - Otoritas Ukraina membongkar monumen besar era Soviet di pusat Kota Kyiv, yang semula dimaksudkan untuk melambangkan persahabatan antara Rusia dan Ukraina, Selasa.
Wali Kota Kyiv yang juga mantan juara dunia tinju kelas berat Vitaly Klitschko mengatakan, pembongkaran ini sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Patung perunggu setinggi delapan meter (27 kaki) menggambarkan seorang pekerja Ukraina dan Rusia di atas alas, memegang tinggi-tinggi tatanan persahabatan Soviet.
Patung itu terletak di bawah 'Lengkungan Persahabatan Rakyat' titanium raksasa, yang didirikan pada tahun 1982 untuk memperingati ulang tahun ke-60 Uni Soviet.
"Kami sekarang melihat apa yang dimaksud dengan 'persahabatan' ini, penghancuran kota-kota Ukraina, membunuh puluhan ribu orang yang damai. Saya yakin monumen seperti itu memiliki arti yang sama sekali berbeda sekarang," ujar Wali Kota Kyiv, melansir Reuters 27 April.
Wali Kota Klitschko menambahkan, lengkungan itu akan tetap di tempatnya tetapi diganti namanya menjadi Lengkungan Kebebasan Rakyat Ukraina.
Para pekerja mulai dengan melepaskan salah satu dari dua kepala perunggu, yang jatuh ke tanah dengan dentang berlubang.
Saat derek mengangkat monumen dari tambatannya dan secara bertahap menurunkannya ke tanah, kerumunan sekitar 100 orang bersorak dan meneriakkan 'Kemuliaan bagi Ukraina' dan slogan-slogan lainnya.
"Rusia menginvasi Ukraina. Bisakah kita berteman dengan Rusia? Bagaimana menurutmu? Ini adalah musuh terburuk kita, itulah sebabnya monumen persahabatan Rusia-Ukraina tidak masuk akal lagi," ujar Serhiy Myrhorodsky, salah satu dari mereka.
BACA JUGA:
Invasi Rusia ke Ukraina, yang diluncurkan pada 24 Februari, telah menyebabkan ribuan orang tewas atau terluka, kota-kota menjadi puing-puing, dan memaksa lebih dari 5 juta orang mengungsi ke luar negeri.
Moskow menyebut tindakannya sebagai 'operasi khusus' untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis.
"Kita seharusnya tidak memiliki hubungan dengan negara agresor, tidak ada persahabatan, tidak ada hubungan, tidak ada apa-apa," ujar Diana, seorang wanita muda, yang tidak menyebutkan nama lengkapnya.