Ukraina Minta Tambahan Senjata Berat, Rusia Tegas Peringatkan AS: Ini Tidak Dapat Diterima, Kami Menuntut Diakhiri
Pasukan Rusia berhasil mengamankan sejumlah persenjataan anti-tank dan senjata jenis lainnya yang dikirim untuk Ukraina. (Wikimedia Commons/Mil.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov mengatakan, pihaknya telah memperingatkan Washington agar tidak lebih banyak mengirim senjata ke Ukraina.

Ukraina diketahui mengharapkan peningkatan kiriman persenjataan berat, untuk menghadapi peperangan dengan Rusia seiring dengan pemindahan fokus serangan dari Kyiv ke wilayah timur Donbas.

"Kami menekankan situasi ini tidak dapat diterima ketika Amerika Serikat menuangkan senjata ke Ukraina, dan kami menuntut diakhirinya praktik ini," tegas Anatoly Antonov dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Rossiya 24, seperti melansir Reuters 25 April.

Lebih jauh Antonov mengatakan, sebuah catatan diplomatik resmi telah dikirim ke Washington, untuk mengungkapkan keprihatinan Rusia terkait hal tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Menlu AS Antony Blinken dan Menhan Lloyd Austin bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv pada Minggu malam, menjanjikan bantuan baru senilai 713 juta doar AS untuk Pemerintah Zelensky dan negara-negara lain di kawasan yang takut akan agresi Rusia.

Sebelumnya, Presiden Joe Biden mengumumkan tambahan 800 juta dolar AS dalam bentuk bantuan militer untuk Ukraina, memperluas cakupan sistem yang disediakan untuk memasukkan artileri berat.

Diketahui, Presiden Zelensky telah memohon kepada para pemimpin AS dan Eropa untuk memasok Kyiv dengan senjata dan peralatan yang lebih berat.

Invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, jutaan orang mengungsi dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat, sejauh ini dua kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Presiden Vladimir Putin mengatakan, operasi militer khusus di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dan Moskow harus bertahan melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia.

Sementara, Ukraina dan Barat sendiri mengatakan Rusia memulai perang agresi yang tidak beralasan.