Bagikan:

JAKAKARTA - Polda Metro Jaya mengoptimalkan semua unsur untuk menghadapi massa aksi unjuk rasa mahasiswa di tiga lokasi. Tujuannya agar aksi unjuk rasa tak berujung ricuh termasuk kekerasan pada anggota polisi saat bertugas.

"Kita akan lebih mengoptimalkan untuk kehati-hatian dan kemananan anggota mudah-mudahan tidak ada lagi anggota kami yang diserang massa," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo kepada wartawan, Kamis, 21 April.

Pengoptimalan pengamanan dilakukan sebagai antisipasi munculnya penyusup aksi. Berkaca pada aksi unjuk rasa sebelumnya, keributan selalu diawali oleh para penyusup.

Mereka yang berbaur dengan massa aksi soalah ikut menyuarakan pendapat. Tetapi, niat sebenarnya ingin membuat aksi unjuk rasa menjadi tak terkendali dan ricuh.

"Tentu massa cair yang memang datang berusaha memberikan provokasi, sehingga kemudian melakukan tindakan-tindakan anarkis yang kemudian menimbulkan aspirasi unjuk rasa jadi tidak terkendali," ungkap Sambodo.

Karena itu, Sambodo mengimbau kepada massa aksi untuk tak mudah terprovokasi dan ikut menjaga keamanan. Polisi sebagai pihak pengamanan pun akan melayani dengan baik.

"Kami imbau massa lakukan aspirasi dengan baik jangan melakukan tindakan-tindakn anarkis dari hasil unras itu, kita akan layani akan amankan tetapi mereka juga harus bisa jaga diri sendiri mencegah agar tidak terprovokasi," kata Sambodo.

Sebagai informasi, pada aksi unjuk rasa mahasiswa sebelumnya, 6 polisi menjadi korban pemukulan para penyusup. Mereka terluka hingga harus menjalani perawatan medis.

Ada pun, sejumlah elemen mahsiswa berencana menggelar aksi unjuk rasa, pada Kamis, 21 April. Mereka menuntut 7 hal satu di antaranya penolakan perpanjangan masa jabatan presiden. Rencananya, aksi unjuk rasa itu digelar di tiga titik yakni, kawasan Patung Kuda, DPR RI, dan Harmoni.