Bagikan:

JAKARTA - Ratusan orang berkumpul di dua tenda Ramadan di Sharjah, Uni Emirat Arab (UEA) setiap hari, untuk menikmati hidangan berbuka puasa gratis, di mana lebih dari 1.000 porsi makanan gratis disedikan.

Seiring dengan mulai 'kembalinya' kehidupan masyarakat, orang-orang dengan sabar menunggu dalam antrean sepanjang satu kilometer di luar tenda kembar di Al Ghuwair, bahkan sejak pukul 16:30 waktu setempat.

Mohammad Ihsan, seorang mahasiswa, adalah salah satu yang datang lebih awal untuk mendapatkan tempat di dalam tenda ber-AC yang didirikan oleh Pusat Kebudayaan Muslim Kerala (KMCC), di mana 1.500 makanan gratis disajikan.

"Saya senang kita bisa makan bersama lagi dengan orang-orang yang berbeda kebangsaan," ujar Ihsan seperti dikutip dari The National News 18 April.

Dia mengatakan dia telah makan makanan Ramadhan yang disiapkan oleh KMCC selama empat tahun. Selama dua tahun terakhir ketika tenda tidak diizinkan, makanan dikirim ke rumahnya oleh sukarelawan kelompok.

Sementara itu, Mujeeb Rahman, sekretaris jenderal cabang kelompok Sharjah, mengatakan para sukarelawan melakukan 'pekerjaan luar biasa' selama tahun-tahun pandemi.

"Ketika sebagian besar orang tinggal di rumah, relawan kami memberikan makanan buka puasa serta obat-obatan kepada pasien COVID-19," tuturnya.

KMCC menerima izin untuk mendirikan tenda di Sharjah tahun ini, karena pembatasan virus corona telah dilonggarkan, tetapi terus mengirimkan sekitar 3.000 makanan di Dubai dan Abu Dhabi.

Distribusi ditangani oleh kelompok yang terdiri dari 100 sukarelawan di Sharjah, 150 di Dubai, dan 120 orang di Abu Dhabi.

"Kami berterima kasih kepada pemerintah karena membuka kembali tenda berbuka puasa," kata Anwar Naha, sekretaris jenderal KMCC cabang UEA.

"Anda dapat melihat begitu banyak orang mengantri dan relawan kami sangat antusias untuk melayani mereka. Ini menunjukkan bahwa kita semua telah merindukan tenda."

Diketahui, setiap porsi kotak makanan terdiri dari biryani ayam, kurma, buah, jus dan air minum. Menu ini disiapkan oleh tim yang terdiri dari empat koki yang mulai memasak pada pukul 10 pagi, selesai tepat setelah pukul 3 sore.

Setiap hari mereka memasak hampir 250 kilogram beras, 250 kg ayam dan sayuran. Makanan yang sudah dimasak dibawa ke tenda sekitar pukul 15.30 dan dikemas oleh tim relawan.

Untuk memenuhi penerapan protokol kesehatan yang masih berlaku, semua pengunjung melalui pemeriksaan termal, kata Zakeer Kumbala, pengelola relawan. Masyarakat juga diwajibkan memakai masker sebagai bagian dari protokol COVID-19.

"Kami memiliki tim pembersihan khusus dan kami memastikan tenda dibersihkan segera setelah kami selesai makan," tandas Kumbala.

Menjelang waktu berbuka, setelah azan Maghrib terdengar, para relawan bergabung dengan para pengunjung dan mengakhiri puasa mereka. Sementara mayoritas orang pergi ke masjid terdekat untuk salat, beberapa tetap di belakang dan salat di dalam tenda.