Bagikan:

JAKARTA - Pejabat Palestina menyebut penyerangan ke Komplek Masjid Al-Aqsa sama saja dengan deklarasi perang, meminta masyarakat internasional melakukan intervensi.

Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Negara Palestina meminta masyarakat internasional untuk campur tangan dalam peristiwa di Temple Mount di Yerusalem Timur sebelum mereka lepas kendali.

"Tindakan polisi Israel, yang menyerbu Masjid Al-Aqsa dan ruang sholat interior Al Qibli sama dengan deklarasi perang terhadap Palestina," kata Abu Rudeineh, menurut WAFA, seperti dikutip dari TASS 16 April.

"Intervensi segera dari komunitas internasional diperlukan untuk menghentikan agresi terhadap Masjid Al-Aqsa ini dan mencegah situasi menjadi tidak terkendali," tambahnya.

Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi, menuntut Israel menarik polisi dan pasukan khusus dari Masjid Yerusalem.

Pada gilirannya, Imam Al Aqsa Ekrima Sabri mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kekerasan itu diprovokasi oleh pemukim Yahudi, yang didukung oleh militer dan polisi Israel.

Menurut WAFA, 153 orang Arab yang terluka selama bentrokan membutuhkan bantuan medis, dengan 30 lainnya dirawat di rumah sakit dengan luka peluru karet. Menurut kantor berita, sekitar 400 orang ditahan karena bentrok dengan militer dan polisi. Sedikitnya delapan warga Israel terluka.

Diberitakan sebelumnya, seratusan warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi anti-huru hara Israel di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem pada Hari Jumat, penanda babak baru peningkatan kekerasan yang menimbulkan kekhawatiran kembalinya bentrokan seperti tahun lalu.

Sebagian besar cedera warga Palestina disebabkan oleh peluru karet, granat kejut dan pemukulan dengan tongkat polisi, kata Bulan Sabit Merah Palestina, di lokasi paling sensitif dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung beberapa generasi.

Pasukan keamanan Israel telah dalam siaga tinggi, setelah serangkaian serangan jalanan yang mematikan di seluruh negeri selama dua minggu terakhir. Konfrontasi di komplek Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem yang bertembok, menimbulkan risiko bentrokan besar yang lebih luas seperti perang Gaza tahun lalu.