JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) menyebut saat ini harga pangan di pasar mulai kembali stabil setelah adanya kenaikan harga saat awal bulan Ramadan.
Wasekjend Bidang Pembinaan dan Pendidikan Pedagang Pasar DPP IKAPPI Choirul Furqon menuturkan, ada sejumlah fase mengenai kondisi harga pangan. Fase pertama yaitu kenaikan harga telah terjadi.
Saat ini fase kedua baru dimulai, di mana terjadi penurunan permintaan komoditas pangan masyarakat dan harga berangsur normal.
“Kita harus bersyukur bahwa kemarin kita telah melewati fase pertama bulan Ramadhan. Dalam fase pertama terlihat jelas bahwa kenaikan harga pangan pokok sangat terlihat dan hampir tidak terkendali,” kata Furqon dalam keterangannya, Jumat, 15 April.
Meski demikian, Furqon menegaskan ada fase ketiga yang niscaya akan terjadi, yakni harga pangan akan kembali melonjak tinggi di pengujung Ramadan menjelang hari raya Idulfitri.
"Kita harus sadar bahwa saat ini sedang memasuki fase dingin harga komoditas pangan. Namun jangan dilupakan bahwa menjelang Idulfitri, masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan bahwa pedagang dan masyarakat mempersiapkan beragam macam hidangan, hal ini menjadikan munculnya permintaan yang tinggi dan lonjakan harga akan terjadi," jelas dia.
BACA JUGA:
Karenanya, Forqon meminta pemerintah untuk mempersiapkan ketersediaan bahan pangan. Ia mengingatkan agar jangan sampai stok pangan menjadi langka karena permintaan tinggi dan menyebabkan harga pangan ikut melonjak tinggi.
Lebih lanjut, Furqon meminta pemerintah dapat memusatkan data pangan nasional ke satu lembaga. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi overlapping data antar lembaga.
“Saat ini data pangan nasional kita dapat dikatakan masih semerawut atau tidak satu pintu. Padahal, ketahanan pangan ini adalah isu prioritas nasional, apabila data masih belum terpusat tentu akan kesusahan untuk pengambilan kebijakan,” imbuhnya