Siswa Ketahuan Ikut Ikut Demo Mahasiswa di DPR dan Patung Kuda Tak Dikasih Sanksi, Disdik DKI: Kami Kasih Pembinaan
Foto via Antara

Bagikan:

JAKARTA - Dinas Pendidikan DKI Jakarta tidak akan memberi sanksi kepada pada pelajar yang ikut dalam demo mahasiswa BEM SI pada 11 April 2022 di sekitar Monumen Nasional (Monas) dan depan Gedung DPR RI, Senin 11 April kemarin.

Kepala Bagian Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah saat dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan pelajar yang ikut demonstrasi, hanya akan diberi pembinaan.

"Kalau memang, ada pelajar Jakarta yang terlibat atau tertangkap karena demo, kami akan berikan pembinaan edukatif," kata Taga, Selasa 12 April dinukil dari Antara.

Taga mengatakan pembinaan itu sesuai Pergub Nomor 86 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan Bagi Peserta Didik di Satuan Pendidikan dan Lingkungan Satuan Pendidikan.

Ia mengatakan pembinaan yang diberikan berupa pemahaman utuh tentang demokrasi, Undang-Undang Dasar 1945 dan pentingnya penyampaian pendapat di depan publik.

"Artinya kita mengedepankan itu," katanya.

Meski demikian, Dinas Pendidikan DKI Jakarta belum bisa memastikan apakah ada pelajar Jakarta yang tertangkap saat demo 11 April 2022 dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pengawasan dan konfirmasi apabila ada pelajar asal Jakarta yang tertangkap.

"Sampai sekarang kami belum dapat info, tapi kami akan tunggu," ucapnya.

Lebih lanjut, Taga enggan mengomentari soal ancaman Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) yang akan mencabut Kartu Jakarta Pintar (KJP) pelajar yang mengikuti demonstrasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di depan Gedung DPR.

"Intinya kalo dari Dinas Pendidikan tidak ada sanksi semacam itu," kata Taga.

Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar mengatakan telah mengadakan rapat koordinasi untuk mengantisipasi pelajar di wilayahnya ikut demonstrasi mahasiswa.

"Saya kira itu nanti kami akan pikirkan ke depan (cabut KJP) karena kemarin, kami baru bicara antisipasi bukan sanksi," kata Anwar di Jakarta.

Anwar meminta pihak sekolah untuk ikut mengawasi siswanya agar tidak ikut-ikutan melakukan aksi demo di depan DPR.

"Sudah saya imbau sesuai dengan hasil rapat kita kemarin, bersama para kepala sekolah, Kasudin, agar memperhatikan sekolah-sekolah khususnya SMK," ujar Anwar.

Anwar pun berharap tidak ada pelajar di wilayahnya yang ditangkap pihak kepolisian akibat mengikuti demo mahasiswa di depan Gedung DPR.

Diberitakan sebelumnya, aliansi mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPR/MPR pada Senin, 11 April.

Mereka mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai. Setelah berorasi, mereka kemudian ditemui oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Lodewijk F. Paulus, dan Rahmat Gobel. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga hadir.

Tak hanya itu, dalam aksinya, massa juga menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode.