JAKARTA - Massa yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti Komunis Negara Kesatuan Republik Indonesia (ANAK NKRI) berkumpul di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.
Adapun ormas yang ada dalam aliansi ini adalah Persaudaraan Alumni (PA) 212, Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
Tampak dua mobil komando yang terparkir di tengah-tengah massa. Setelah menyanyikan lagu-lagu wajib nasional, perwakilan massa mulai berorasi menyerukan penolakan Undang-Undang Cipta Kerja.
Di depan massa, polisi telah memblokade Jalan Medan Merdeka Barat menggunakan pembatas jalan dan kawat berduri. Tampak aparat kepolisian masih memantau dari seberang pembatas yang memisahkan dengan massa.
Dalam orasinya, pengurus FPI DKI Jakarta, Salman Al Farisi menyerukan tuntutan agar Presiden Joko Widodo mundur dari jabatannya. Hal ini disebabkan banyak penolakan akibat pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja oleh pemerintah dan DPR.
"Hari ini kembali kita turun ke jalan, karena kita melihat di tengah-tengah kita, dipertontonkan sebuah ketidakadilan. Tidak ada pilihan kecuali kita meminta untuk bapak Jokowi mundur. Betul?" ungkap Salman dan disambut seruan massa di lokasi, Selasa, 13 Oktober.
Salman mengatakan beberapa waktu lalu banyak mahasiswa dan kaum buruh yang turut melaksanakan aksi demo dengan tuntutan membatalkan Omnibus Law Cipta Kerja dan memojokkan DPR.
Menurut dia, semestinya sasaran demo mahasiswa dan buruh beberapa waktu lalu juga harus menyasar pemerintah. "Sebagian masih menyatakan bilang Omnibus Law itu kesalahan DPR. Bukan hanya itu kesalahan legislatif, tetapi biangnya eksekutif," tutur dia.