Gus Nur Sindir Pemerintah di Aksi Demo 1310: Rezim Ini Siap Mati Demi Omnibus Law
Demo di kawasan Patung Kuda, Jakpus (Diah Ayu W/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Massa aksi demonstrasi 1310 masih berkumpul di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, untuk menyuarakan penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja sore ini.

Adapun ormas yang ada dalam aliansi ini adalah Persaudaraan Alumni (PA) 212, Front Pembela Islam (FPI) dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.

Ustaz Sugi Nur Raharja alias Gus Nur menyampaikan orasi di atas mobil komando. Dalam orasinya, Gus Nur menganggap bahwa pemerintah tampak mati-matian membela agar Undang-Undang Cipta Kerja disahkan dan diberlakukan.

"Ada kabar buruk. Kabar buruknya begini, rezim ini siap mati demi omnibus law. Tapi, rezim ini lupa bahwa kita siap mati demi rakyat," tutur Sigit disambut sorak para peserta aksi di lokasi, Selasa, 13 Oktober.

Menurut Gus Nur, kesan "siap mati demi Omnibus Law" ditunjukkan pada sikap pemerintah yang kukuh melancarkan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja. Padahal, pengesahan ini ditolak sejumlah masyarakat lewat aksi unjuk rasa yang berjalan sejak beberapa waktu lalu. 

"Sebenarnya, mau didemo 10 juta orang rezim ini bergeming. Tapi, enggak apa-apa. Kita tunggu tanggal mainnya. Rezim akan mati," ungkap dia.

"Indonesia sakit dan nggak ada obatnya. Nggak bisa sembuh. Obatnya ada. Gus Nur gimana caranya Indonesia ini berubah? Lengserkan Jokowi," lanjut dia.

Massa yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti Komunis Negara Kesatuan Republik Indonesia (ANAK NKRI) telah berkumpul di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat untuk menggelar aksi unjuk rasa 1310.

Tampak dua mobil komando yang terparkir di tengah-tengah massa. Setelah menyanyikan lagu-lagu wajib nasional, perwakilan massa bergantian berorasi menyerukan penolakan Undang-Undang Cipta Kerja.

Di depan massa, polisi telah memblokade Jalan Medan Merdeka Barat menggunakan pembatas jalan dan kawat berduri. Tampak aparat kepolisian masih memantau dari seberang pembatas yang memisahkan dengan massa.

Sesekali, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto menyerukan lewat pengeras suara, mengimbau agar pelaksanaan aksi demo berjalan dengan tertib dan tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.