Ade Armando Babak Belur di Depan DPR, Ridwan Kamil: Semua Tahan Diri Ini Bulan Suci Ramadan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (dok Humas Pemprov Jabar)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan kekerasan dalam bentuk apapun tidak dibenarkan. Apalagi dilakukan di tengah bulan suci Ramadan.

Hal itu disampaikan Ridwan Kamil menyikapi pengeroyokan yang menimpa pegiat sosial Ade Armando di depan gerbang Gedung DPR Jakarta pada 11 April sore.

"Apapun ekspresi argumentasinya, jangan pernah membawa kekerasan dalam kegiatannya, termasuk kekerasan terhadap Ade Armando yang tidak semestinya terjadi, jika semua bisa menahan diri. Apalagi ini adalah bulan suci Ramadan yg harus kita hormati," ujarnya dalam akun Instagram @ridwankamil, dikutip Selasa 12 April.

Pria yang karib disapa Kang Emil itu mengatakan sistem negara demokrasi di Indonesia memperbolehkan warganya untuk menitipkan aspirasi dan keinginannya melalui sistem perwakilan baik perwakilan eksekutif maupun legislatif.

Sehingga jika ada narasi atau wacana di negeri ini yang berbeda dengan kesepakatan, kata dia, tentulah harus diekspresikan dan dimusyawarahkan secara baik-baik kepada pemegang kebijakan.

Dia pun membahas tentang tuntutan mahasiswa dan sejumlah organisasi masyarakat yang diusung saat demo pada 11 April di berbagai tempat di Indonesia. Menurutnya, hal itu sah-sah saja disuarakan mahasiswa lantaran perpanjangan masa jabatan presiden atau penundaan pemilihan umum telah melanggar konstitusi.

"Apapun wacananya. Termasuk wacana yang sempat menghangat sebelum demo hari ini, terkait perpanjangan jabatan presiden jadi 3 periode, yang tentunya berbeda dengan kesepakatan hanya 2 periode seperti tertulis di UUD 45," ujarnya.

Namun, Kang Emil mengatakan, penyampaian pendapat kepada perwakilan eksekutif maupun legislatif hingga perbedaan aspirasi antar-sesama elemen harus disikapi dengan terbuka tanpa kekerasan. Dia menegaskan, di negara demokrasi jangan membawa kekerasan.

"Yang setuju silakan argumenkan dengan baik dan yang tidak setuju argumenkan dengan baik. Setelah dimusyawarahkan dan bermufakat, berubah tidaknya, itulah kesepakatan yang harus dihormati. Apapun ekspresi argumentasinya, jangan pernah membawa kekerasan," tuturnya.

Ade Armando diketahui dikeroyok sekelompok orang di tengah aksi demonstrasi yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di depan Kompleks Parlemen Senayan Jakarta pada Senin 11 April sore. Dalam foto yang diperoleh VOI, dosen Universitas Indonesia itu bahkan dilucuti celananya.

Ade Armando diketahui menjadi sosok yang kerap membela Presiden Joko Widodo. Di media sosial maupun kanal YouTube berisi para pegiat media sosial, dia menjadi tokoh yang mendukung kebijakan Jokowi dan menampik yang berseberangan dengan pemerintah.