Bela Ade Armando yang Babak Belur di Depan DPR, Eko Kuntadhi: Ade Orang Paling Keras Tolak Presiden 3 Periode Tapi Lupa...
Ade Armando babak belur oleh sekelompok orang di depan Gedung DPR Senin 11 April. (Ist)

Bagikan:

JAKARTA - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi angkat bicara terkait Ade Armando yang babak belur dipukuli sekelompok orang di depan Gedung DPR Jakarta pada Senin 11 April.

Eko mengatakan suara Ade seperti tuntutan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang disuarakan di depa Komplesk Parlemen Senayan hari ini. Sebab itu Ade datang ke lokasi demo.

"Setahu saya bang Ade Armando adalah orang yang paling keras menolak ide perpanjangan atau 3 periode. Suaranya disampaikan dengan tegas. Saya dan @Dennysiregar7 juga berpandangan sama. Menolak keras ide tersebut. Makanya mungkin bang Ade santai saja ketika meliput demonstran," ujar @_ekokuntadhi lewat akun Twitternya, @_ekokuntadhi, Senin 11 April.

Kesamaan tentang apa yang disuarakan dengan BEM SI tersebut melupakan Ade tentang potensi aksi massa yang disusupi pihak tertentu.

"Tapi bang Ade lupa. Di lapangan bukan orang yang punya otak yang ngumpul. Mereka cuma punya kebencian dan keberingasan," ujarnya.

Ade lantas menjadi bulan-bulanan sekelompok orang di kawasan Gedung DPR. Wajahnya bonyok dipukuli hingga darah keluar dari pelipisnya.

Foto yang diperoleh VOI memperlihatkan celana yang dipakai Ade ikut dilucuti. Dia terpogoh-pogoh dirangkul polisi masuk ke dalam gerbang DPR untuk diamankan.

"Mareka menganiaya Ade Armando dengan bengis. Bermaksud mempermalukannya. Sebab mereka bukan demo untuk aspirasi. Mereka mau mencari kerusuhan," tandasnya

Demo BEM SI di depan Gedung DPR Jakarta berucung ricuh pada Senin 11 April sore. Kericuhan terjadi tak lama setelah perwakilan pimpinan DPR bersama Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit menemui massa di depan gerbang DPR.

Massa melempari Kompleks Parlemen Senayan dengan batu. Polisi membalasnya dengan mengeluarkan water Canon.

Berdasarkan pantauan VOI pukul 16.24 WIB, polisi terus memukul mundur massa hingga jauh dari depan Gedung DPR Jakarta. Polisi menembakan sejumkah gas air mata ke arah mahasiswa yang terkonsentrasi di sejumlah titik.