JAKARTA - Menjadi salah satu daya tarik alami, kehadiran burung camar di tempat-tempat rekreasi tepi laut ternyata juga bisa menghadirkan masalah, termasuk bagi para pengelola destinasi hingga restoran.
Tengok saja misalnya di Venesia, Italia, kota eksotis yang terkenal dengan kanal-kanalnya yang mampu menarik minat banyak wisatawan setiap tahun, juga direpotkan dengan kehadiran burung-burung besar, termasuk camar.
Burung-burung besar, yang berkumpul di sekitar tempat wisata populer di St Mark's Square dan balkon-balkon di kota yang penuh dengan hiasan, telah membuat para pelaku bisnis perhotelan pusing selama bertahun-tahun.
Enrico Mazzocoo, manajer hotel Monaco dan Grand Canal mengatakan kepada The Times, "seekor camar terbang dengan menyambar seluruh steak, tepat ketika pelayan mengangkat tutup piring yang dia sajikan," seperti melansir Euronews 25 Maret.
Tak hanya daging, burung pemangsa juga dikenal merebut es krim, croissant dari tawangan wisatawan. Bahkan, tak jarang mereka juga memecahkan gelas dan piring restoran.
Setelah bertahun-tahun mencoba mencegah burung-burung itu tidak berhasil, Asosiasi Pengusaha Hotel Venesia (AVA) memutuskan bahwa diperlukan strategi baru.
Mulai sekarang, jika Anda mendapati diri Anda duduk di luar Monaco dan Grand atau Gritti Hotel, Anda mungkin akan diberikan pistol air berwarna oranye terang.
Senjata oranye disukai karena para ahli burung mengatakan kepada asosiasi, warna cerah ini sangat menjijikkan bagi burung camar dan lebih mungkin untuk menghalangi mereka.
Paolo Lorenzini, direktur Hotel Gritti mengatakan kepada ANSA news, "Anda bahkan tidak perlu menggunakannya, Anda hanya perlu menyimpannya di atas meja."
Meskipun burung camar mungkin mengganggu para pelaku bisnis perhotelan dan turis yang ingin menikmati makanan ringan khas Venesia, mereka sebenarnya adalah spesies yang dilindungi sehingga tidak dapat ditangani dengan cara yang tidak manusiawi.
Asosiasi tersebut telah mempekerjakan elang, burung hantu palsu bahkan hingga mempertimbangkan pencegah akustik dan bau tidak sedap, untuk memerangi burung-burung tersebut.
Beberapa hotel sebelumnya telah bekerja dengan elang, tetapi memanggil mereka setiap hari terbukti terlalu mahal untuk dipertahankan.
BACA JUGA:
Burung camar juga bukan burung pertama yang meneror turis di St Mark's Square. Pada tahun 2008, penjualan pakan merpati dilarang di daerah tersebut karena segerombolan burung di daerah tersebut.
Diketahui, kawasan itu sebelumnya merupakan rumah dari penjual benih burung berlisensi, yang menarik jutaan wisatawan setiap tahun.
Sementaram, meskipun jumlah merpati menurun, jumlah burung camar meningkat karena akses mudah ke makanan dan tempat berteduh yang disediakan di lokasi perkotaan.