Bagikan:

JAKARTA - Norwegia dan Finlandia menghadapi rekor wabah flu burung tahun ini yang telah menewaskan ribuan burung camar dan spesies lainnya, membahayakan ternak dan membatasi perjalanan di beberapa daerah, kata para pejabat.

Avian influenza, yang biasa disebut flu burung, telah beredar di seluruh Eropa dalam beberapa tahun terakhir, yang menyebabkan pemusnahan jutaan unggas di peternakan Prancis pada Bulan Mei dan Juni lalu, mempengaruhi pasokan daging dan telur unggas.

Para pejabat di kota Arktik Vadso, bagian dari wilayah Finnmark, Norwegia, mengatakan mereka telah mengumpulkan lebih dari 10.000 unggas yang mati di daerah tersebut. Sementara, Otoritas Keamanan Pangan Norwegia pada hari Kamis memberlakukan larangan perjalanan yang mencakup tiga cagar alam.

"Wabah yang kita lihat di berbagai tempat di Finnmark tahun ini jauh lebih besar daripada yang pernah kita lihat di masa lalu di Norwegia," kata Ole-Herman Tronerud, kepala petugas kesehatan hewan di Otoritas Keamanan Pangan Norwegia, melansir Reuters 28 Juli.

Jenis virus H5N1 telah menyebar di antara unggas dan burung liar selama bertahun-tahun, namun ada wabah sporadis yang dilaporkan secara global pada mamalia seperti kucing, cerpelai dan berang-berang.

Negara tetangga Finlandia juga mengatakan, burung-burung liar sangat terpengaruh dan bahwa jenis H5N1 sekarang telah ditemukan di 20 peternakan bulu, naik dari 12 peternakan pada awal minggu ini.

"Patogen tersebut telah dikonfirmasi sebagai varian yang beredar terutama di antara burung camar," jelas Kementerian Urusan Sosial dan Kesehatan Finlandia dalam sebuah pernyataan pada Hari Rabu.

Sebelumnya, tiga badan PBB bulan ini memperingatkan, wabah yang terjadi di seluruh dunia menimbulkan kekhawatiran bahwa virus ini mungkin akan beradaptasi untuk menginfeksi manusia dengan lebih mudah, dan mendesak negara-negara untuk memperkuat pengawasan penyakit dan meningkatkan kebersihan di peternakan unggas.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan risiko penularan terhadap manusia dari H5N1 masih rendah, tetapi mengatakan bahwa laporan infeksi pada mamalia perlu diawasi secara ketat.