Ditangguhkan dari Dewan HAM PBB: Rusia Tetap Beri Bukti Tragedi Bucha, Bisa Ajukan Permohonan Keanggotaan Setelah 2023
Hasil voting Majelis Umum PBB terkait penangguhan Rusia dari Dewan HAM. (UN Photo/Manuel Elías)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia akan tetap memberikan bukti tentang tragedi yang terjadi di Bucha, Ukraina meski tidak didengarkan, yakin Bucha bukan provokasi terakhir yang harus dihadapi.

Tragedi Bucha yang menuai kecaman keras dari dunia internasional, menjadi salah satu penyebab penangguhan Rusia dari Dewan HAM PBB, setelah voting dilakukan oleh Majelis Umum PBB Kamis kemarin.

"Semua bukti yang kami berikan ini, tidak didengarkan.. Tentu saja kami akan melanjutkan ini, dan sekali lagi banyak negara memberi tahu kami di sela-sela bahwa mereka memahami dengan baik argumen kami," Deputi Pertama Perwakilan Tetap PBB Dmitry Polyansky mengatakan kepada saluran TV Rossiya-24, seperti mengutip TASS 8 April.

"Mereka juga memiliki keraguan tentang apa yang sedang terjadi, tetapi dengan menyesal kami yakin bahwa Bucha bukanlah provokasi terakhir yang harus kami hadapi," tegas diplomat itu.

"Tentu saja, negara-negara Barat tidak menyukai kemerdekaan kita, mereka tidak suka kita mengejar kebijakan luar negeri yang independen. Bahwa kita tidak mengikuti jejak mereka seperti beberapa negara lain, yang juga mengklaim sebagai kekuatan global," tandasnya.

"Mereka tidak suka melihat bahwa sistem internasional multilateral terbentuk secara objektif, terlepas dari apakah mereka menginginkannya atau tidak, bahwa dominasi Amerika Serikat berakhir. Ini adalah proses yang objektif, itu akan terus berlanjut terlepas dari itu. tentang apa yang akan mereka lakukan," tukas Polyansky.

Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia selama sesi khusus Kamis. Sebanyak 93 suara mendukung resolusi tersebut, 24 menentang, sementara 58 delegasi abstain.

Agar keputusan tersebut dapat disahkan, diperlukan dua pertiga suara, dan suara dari mereka yang abstain tidak diperhitungkan, sehingga jumlah suara yang dihitung menjadi 117; 93 lebih dari dua pertiga dari jumlah itu, yang memungkinkan resolusi untuk disahkan.

Perwakilan Rusia mengatakan sebelumnya, mereka melihat langkah-langkah seperti itu bermotivasi politik, menambahkan mengancam untuk menghancurkan seluruh sistem PBB. Sementara, penangguhan hanya akan memengaruhi keanggotaan saat ini, yang bagi Rusia akan berakhir pada 2023. Setelah itu, Rusia dapat sekali lagi mengajukan permohonan keanggotaan di Dewan Hak Asasi Manusia.

Untuk diketahui, negara-negara anggota Dewan Hak Asasi Manusia memberikan suara pada resolusi di bidang hak asasi manusia. Tidak ada anggota yang memiliki hak veto. Setelah penangguhan, hak suara suatu negara dicabut, tetapi masih dapat menghadiri pertemuan.