Sempat Peringatkan Ancaman Konsekuensi <i>Voting</i> di Majelis Umum, Rusia Tetap Ditangguhkan dari Dewan HAM PBB
Ilustrasi persidangan Majelis Umum PBB. (Wikimedia Commons/Basil D Soufi)

Bagikan:

JAKARTA - Keanggotan Rusia dari Dewan HAM PBB akhirnya ditangguhkan, setelah mayoritas negara menyetujui resolusi yang dibahas di Majelis Umum, meski sebelumnya sempat memperingatkan ancaman konsekuensi terkait voting yang dilakukan.

Sebanyak 93 negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat menyatakan dukungan terhadap resolusi ini, berbanding 24 yang menolak termasuk China dan Iran, serta 58 negara menyatakan abstain termasuk Indonesia, Arab Saudi dan India dari total 193 anggota Majelis Umum.

Rusia sebelumnya telah memperingatkan negara-negara anggota PBB, suara ya atau abstain pada inisiatf AS untuk menangguhkan Moskow dari Dewan Hak Asasi Manusia, akan dipandang sebagai 'isyarat tidak bersahabat' dengan konsekuensi untuk hubungan bilateral, menurut catatan yang dilihat oleh Reuters pada hari Rabu. .

Amerika Serikat mengatakan pada Hari Senin akan mencari penangguhan Rusia, setelah Ukraina menuduh pasukan Rusia membunuh ratusan warga sipil di Kota Bucha.

Dua pertiga mayoritas anggota pemungutan suara, abstain tidak dihitung, dapat menangguhkan sebuah negara dari 47 anggota Dewan Hak Asasi Manusia yang berbasis di Jenewa, Swiss karena melakukan pelanggaran berat dan sistematis hak asasi manusia.

Misi Rusia untuk PBB mendesak negara-negara untuk "berbicara menentang resolusi anti-Rusia." Tidak segera jelas berapa banyak negara yang menerima catatan itu.

"Perlu disebutkan bahwa tidak hanya dukungan untuk inisiatif semacam itu, tetapi juga posisi yang sama dalam pemungutan suara (abstain atau non-partisipasi) akan dianggap sebagai isyarat yang tidak bersahabat," tulis catatan itu, melansir Reuters 8 April.

"Selain itu, posisi masing-masing negara akan dipertimbangkan baik dalam pengembangan hubungan bilateral maupun dalam menangani isu-isu penting dalam kerangka PBB," bunyi pernyataan tersebut.

Misi Rusia untuk PBB menolak mengomentari surat itu, karena tidak dipublikasikan. Rusia berada di tahun kedua dari masa jabatan tiga tahun di Dewan Hak Asasi Manusia.

"Rusia secara terang-terangan dan secara terbuka mengancam negara-negara yang memilih untuk menangguhkan mereka dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB, hanyalah bukti lebih lanjut Rusia perlu segera diskors dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB," Olivia Dalton, juru bicara misi AS untuk PBB, mengatakan pada hari Rabu.

Diketahui, sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari, Majelis telah mengadopsi dua resolusi yang mengecam Rusia dengan 141 dan 140 suara mendukung. Moskow mengatakan sedang melakukan "operasi khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina.

Rusia membantah menyerang warga sipil di Ukraina. Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan pada Hari Selasa, sementara Bucha berada di bawah kendali Rusia "tidak ada satu pun warga sipil yang menderita akibat kekerasan apa pun."

Diketahui, Majelis Umum sebelumnya telah menangguhkan sebuah negara dari Dewan Hak Asasi Manusia. Pada Maret 2011, majelis dengan suara bulat menangguhkan Libya karena kekerasan terhadap pengunjuk rasa oleh pasukan yang setia kepada pemimpin saat itu Muammar Gaddafi.