AS Dorong Penangguhan Rusia dari Dewan HAM PBB, Duta Besar Moskow: Ini Tidak Membantu Pembicaraan Damai
Presiden Zelensky saat meninjau kawasan di sekitar Kyiv. (Wikimedia Commons/President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat akan meminta Majelis Umum PBB untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia, kata duta besar AS untuk PBB pada hari Senin, setelah Ukraina menuduh pasukan Rusia membunuh puluhan warga sipil di Kota Bucha.

Dua pertiga suara mayoritas oleh majelis yang beranggotakan 193 orang di New York, dapat menangguhkan sebuah negara karena terus-menerus melakukan pelanggaran berat dan sistematis terhadap hak asasi manusia.

"Partisipasi Rusia di Dewan Hak Asasi Manusia adalah lelucon," kata Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield dalam kunjungannya ke Rumania, melansir Reuters 6 April.

"Dan itu salah, itulah sebabnya kami percaya inilah saatnya Majelis Umum PBB memilih untuk menghapusnya," tukasnya.

Duta Besar Thomas-Greenfield mengatakan dia ingin melakukan pemungutan suara minggu ini.

Sementara itu, Ukraina mengatakan akan menggunakan semua 'mekanisme PBB yang tersedia' untuk mengumpulkan bukti atas kejahatan Rusia di negara itu.

"Tidak ada tempat bagi Rusia di Dewan Hak Asasi Manusia PBB," ujar Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari, Majelis telah mengadopsi dua resolusi yang mengecam Rusia dengan 140 suara mendukung. Moskow mengatakan sedang melakukan "operasi khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina.

"Pesan saya kepada 140 negara yang dengan berani berdiri bersama adalah: gambaran dari Bucha dan kehancuran di seluruh Ukraina mengharuskan kita untuk mencocokkan kata-kata kita dengan tindakan," tukas Thomas-Greenfield.

Di New York, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menyebut upaya untuk mengeluarkan Rusia dari dewan sebagai 'tidak dapat dipercaya', menambahkan bahwa itu tidak akan membantu untuk pembicaraan damai.

"Ini sekali lagi, belum pernah terjadi sebelumnya dan ini tidak akan memfasilitasi atau mendorong atau membantu, apa yang terjadi antara Rusia dan pembicaraan damai Ukraina," ujar Nebenzia pada konferensi pers.

Dia mengulangi bantahan Rusia atas tuduhan kekejaman di Bucha, dengan mengatakan rekaman yang disajikan adalah "dipentaskan." Dia mengatakan Rusia akan memberikan lebih banyak bukti tentang masalah ini pada pertemuan Dewan Keamanan PBB yang direncanakan hari Selasa.

Terpish, Wakil walikota Bucha mengatakan sekitar 50 mayat yang ditemukan setelah pasukan Rusia mundur, adalah korban pembunuhan di luar proses hukum oleh pasukan Rusia. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan penduduk Bucha tersebut.

Sementara, pihak berwenang Ukraina mengatakan mereka sedang menyelidiki kemungkinan kejahatan perang di sana. Kremlin membantah tuduhan terkait pembunuhan warga sipil di kota itu.

Diketahui, Rusia berada di tahun kedua dari masa jabatan tiga tahun di dewan 47 anggota, yang tidak dapat membuat keputusan yang mengikat secara hukum. Tetapi, keputusannya mengirim pesan politik penting dan dapat mengizinkan penyelidikan.

Bulan lalu, pihaknya membuka penyelidikan atas tuduhan pelanggaran hak, termasuk kemungkinan kejahatan perang, di Ukraina sejak invasi Rusia. Tiga puluh dua anggota memberikan suara mendukung resolusi yang diajukan oleh Ukraina. Rusia dan Eritrea memberikan suara menentang sementara 13, termasuk China, abstain.

Majelis Umum sebelumnya telah menangguhkan sebuah negara dari dewan. Pada Bulan Maret 2011, dengan suara bulat menangguhkan Libya karena kekerasan terhadap pengunjuk rasa, oleh pasukan yang setia kepada pemimpin saat itu Muammar Gaddafi.