JAKARTA - Di tengah kenaikan harga pangan, Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Food Station Tjipinang Jaya berencana membangun pabrik minyak goreng.
Namun, pembangunan pabrik minyak goreng ini tak dilakukan DKI sendiri. Direktur Utama Food Station, Pamrihadi Wirayo menuturkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan BUMD Argo Jabar.
Saat ini, rencana pembangunan pabrik minyak goreng ini baru dalam tahap penjajakan antara Food Station dengan BUMD milik Pemprov Jawa Barat tersebut.
"Kita sedang melakukan penjajakan rencana kerja sama. Saya baru ketemu sama Direktur Utama Argo Jabar. Ini tahapannya masih panjang. Habis penjajakan baru melakukan kajian internal, lalu kajian dengan pihak ketiga," kata Pamrihadi saat dihubungi, Selasa, 5 April.
Dari penjajakan awal, Pamrihadi menuturkan bahwa pabrik minyak goreng akan dibangun di Purwakarta, Jawa Barat. Lokasi pabrik ini merupakan penawaran dari Argo Jabar. Mengingat, lahan yang ada di Jakarta terbatas untuk dibangun pabrik baru.
Sementara, pembangunan pabrik ditargetkan berjalan selama 2 tahun. Perkiraannya, pabrik selesai dibangun pada tahun 2024. "Kalau pabrik refinery (pemurnian) itu membutuhkan waktu 2 tahun. Artinya, targetnya sampai 2024," ucap Pamrihadi.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Pamrihadi menjelaskan alasan pihaknya berencana membangun pabrik minyak goreng. Ke depan, Pemprov DKI menargetkan adanya suatu kemandirian pangan. Karenanya, perusahaan milik daerah ini diharapkan dapat menjadi produsen pangan, khususnya minyak goreng yang sekarang sulit dijangkau dengan harga murah.
"Goalnya adalah agar DKI bisa terlibat dalam pendistribusian. Food Stationnya nanti jadi produsen, kan. Kita mendapatkan sumber minyak goreng langsung," ungkap dia.