JAKARTA - Paus Fransiskus memberi penghormatan pada Hari Minggu kepada wartawan yang tewas selama perang Ukraina, mengatakan dia berharap Tuhan akan memberi mereka hadiah karena melayani kebaikan bersama di pihak mana pun mereka berada.
Berbicara kepada wartawan di atas pesawat yang kembali dari Malta, Paus Fransiskus juga mengulangi kesiapannya mengunjungi ibukota Ukraina, Kyiv kendari memutuskan apakah itu layak.
"Saya ingin menyampaikan belasungkawa saya untuk rekan-rekan Anda yang gugur, dari pihak mana pun mereka berasal," katanya, melansir Reuters 4 April.
"Pekerjaan Anda adalah pekerjaan untuk kebaikan bersama. Mereka telah jatuh dalam pelayanan informasi yang baik. Jangan lupa bahwa mereka berani. Saya berdoa untuk mereka, saya berdoa agar Tuhan menghargai pekerjaan mereka," sambung Paus.
Diketahui, sedikitnya sekitar enam wartawan telah tewas sejak pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada akhir 24 Februari lalu.
Paus Fransiskus menambahkan, dia juga mendapatkan informasi tentang Ukraina, dalam kontak telepon setiap beberapa hari dengan jurnalis Argentina yang berbasis di Roma Elisabetta Piqué, seorang teman pribadi yang telah meliput perang sejak awal.
Sebelumnya, dalam perjalanannya ke Malta pada Hari Sabtu, Paus Fransiskus mengatakan ada peluang dirinya melakukan perjalanan ke Kyiv, melakukan yang bisa dilakukan untuk perdamaian
"Saya bersedia melakukan semua yang bisa dilakukan. Takhta Suci melakukan segalanya di sisi diplomatik. Untuk alasan kehati-hatian dan kerahasiaan, kami tidak bisa mempublikasikan semuanya," ujarnya di pesawat.
"Saya tidak tahu apakah itu (perjalanan ke Ukraina) dapat dilakukan, apakah itu nyaman untuk dilakukan dan apakah itu untuk kebaikan, semuanya ada di udara," tandasnya.
Dia mengatakan dia telah berbicara dua kali dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sejak perang dimulai, tetapi menunjukkan bahwa terakhir kali dia berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah pada awal tahun.
BACA JUGA:
Saat pidato Hari Sabtu, Paus Fransiskus secara implisit mengkritik Putin atas invasi tersebut, dengan mengatakan seorang 'penguasa' mengobarkan konflik untuk kepentingan nasionalis.
Diketahui, Paus Fransiskus mengecam keras apa yang disebutnya sebagai "agresi yang tidak dapat dibenarkan" dan mengecam "kekejaman," tetapi dia hanya menyebut Rusia secara langsung dalam doa, seperti selama acara global khusus untuk perdamaian pada 25 Maret.