Puing Rudal Korea Utara Jatuh di Sekitar Pyongyang, Korea Selatan: Diduga Gagal Setelah Diluncurkan
Ilustrai uji coba peluncuran rudal Korea Utara. (Sumber: KCNA)

Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara menembakkan 'proyektil yang tidak diketahui' pada Hari Rabu yang tampaknya gagal segera setelah peluncuran, kata militer Korea Selatan, di tengah laporan Pyongyang sedang berusaha untuk menguji coba rudal terbesarnya.

Amerika Serikat dan Korea Selatan telah memperingatkan, Korea Utara mungkin bersiap untuk meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) pada jarak penuh untuk pertama kalinya sejak 2017

Proyektil itu ditembakkan dari Bandara Sunan di luar ibu kota Korea Utara, Pyongyang, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) dalam sebuah pernyataan.

"Diduga gagal segera setelah peluncuran," kata pernyataan itu, seperti melansir Reuters 16 Maret.

Sementara, Kantor Berita Yonhap melaporkan, proyektil itu tampaknya meledak di udara tak lama setelah lepas landas, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Terpisah, Komando Indo-Pasifik militer AS menyebutnya sebagai 'peluncuran rudal balistik.' Perintah itu tidak menyebutkan kegagalan yang dilaporkan, tetapi mengutuk peluncuran itu, mendesak Pyongyang untuk menahan diri dari tindakan destabilisasi lebih lanjut.

Adapun Sebuah sumber di Kementerian Pertahanan Jepang juga menyebut proyektil itu sebagai rudal balistik potensial, lapor lembaga penyiaran publik Jepang NHK.

Puing-puing jatuh di atau dekat Pyongyang setelah tes gagal, NK News yang berbasis di Seoul melaporkan, mengutip saksi yang tidak disebutkan namanya. Foto tes yang menunjukkan bola asap berwarna merah di ujung jalur peluncuran roket zig-zag di langit di atas kota.

"Laporan kegagalan dari Sunan mengkhawatirkan karena kemungkinan kerusakan pada daerah-daerah sipil yang padat penduduknya," ujar Ankit Panda, seorang peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS.

Untuk diketahui, Bandara Sunan telah menjadi lokasi beberapa peluncuran baru-baru ini, termasuk pada 27 Februari dan 5 Maret. Korea Utara mengatakan tes itu untuk mengembangkan komponen satelit pengintai, tidak mengidentifikasi roket apa yang digunakannya. Tetapi, Seoul dan Washington mengatakan mereka melakukannya. pengujian sistem ICBM baru.