Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut penyematan bambu pada lapisan bawah sirkuit Formula E merupakan hal yang wajar. Bahkan, menurutnya, lapisan bambu justru menguatkan konstruksi pengaspalan.

"Itu biasa di dalam teknik sipil. Bambu itu kan justru yang memperkuat. Namun, bukan kemudian tidak ada batunya. Hanya di lapisan tertentu," kata Riza di Balai Kota DKI, Jumat, 11 Februari.

Riza menjelaskan, penggunaan bambu sangat bermanfaat untuk digunakan pada konstruksi tanah yang berair seperti pinggiran sungai. Begitu juga pada tanah di kawasan Ancol yang merupakan lahan bekas pembuangan lumpur.

"Seperti di daerah-daerah pinggiran sungai. Pokoknya, di mana di situ termasuk cukup berair ya, untuk penguatan. Itu hal yang sederhana dan bukan sesuatu yang luar biasa," ucap Riza.

Sebelumnya, penanggung jawab konstruksi Formula E dari PT Jaya Konstruksi, Ari Wibowo mengaku pihaknya memasang potongan-potongan bambu di bawah permukaan tanah yang masih lunak dalam pengerjaan lintasan balap Formula E.

"Bambu ini untuk semacam rakitnya. Kenapa dipilih bambu, karena itu tahan terhadap air dan bisa dipecah atau diratakan," kata Ari kepada wartawan.

Ari mengaku pihaknya tak memakai material pabrikan karena pengadaannya tak cukup waktu di tengah pengerjaan yang cukup mepet.

"Ini kita masalah waktu kalau kita membuat yang pabrikan seperti beton yang panjang. Pabrikasi saja memerlukan waktu. Jadi, kita harus mencari yang ready stock dengan jumlah yang besar," ungkap dia.

Hal ini menuai kritikan dari Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Gilbert Simanjuntak. Padahal, Anies, menurut Gilbert, kerap menggadang-gadang gelaran Formula E merupakan acara yang ramah lingkungan, mengingat mobil balap Formula E bertenaga listrik.

"Formula E bukan green race seperti sesumbar Gubernur dan panitia. Mereka malah mengorbankan daerah green untuk kepentingan politiknya, karena Formula E ini lebih kental untuk kepentingan politik Gubernur dengan mengorbankan uang rakyat," ucap Gilbert beberapa waktu lalu.