Bagikan:

JAKARTA - Seharusnya kesepakatan gencatan senjata Ukraina-Rusia di Mariupol dan Volnovakha bisa jadi penurun tensi tinggi konflik kedua. Tapi semua berantakan. Tak ada yang namanya gencatan senjata.

Sebelumnya Rusia dan Ukraina sepakat melakukan gencatan senjata untuk sementara waktu di dua kota Mariupol dan Volnovakha. Rusia janji akan berhenti menembak. Tujuannya supaya membiarkan warga sipil yang ada di kota itu untuk segera pergi.

“Hari ini, 5 Maret, pihak Rusia menyatakan rezim diam dan membuka koridor kemanusiaan untuk keluarnya warga sipil dari Mariupol dan Volnovakha,” kata kementerian pertahanan Rusia itu.

Gencatan senjata yang fana

Dikutip dari BBC, Sabtu 5 Maret, gencatan senjata yang disepakati antara Rusia dan Ukraina berantakan, hanya beberapa jam setelah diumumkan.

Dalam beberapa hari terakhir, Mariupol dan kota kecil Volnovakha terus terdengar rentetan senjata dan ledakan. Makanya ketika niatan gencatan senjata digaungkan, publik pantas bergembira.

Warga sipil akan diizinkan untuk pergi di sepanjang rute yang sudah disepakati antara jam 09:00 - 16:00 waktu setempat (07:00 - 14:00 GMT). Gencatan senjata harus berlaku pada saat yang sama.

Namun, tidak lama setelah dimulai, pihak Ukraina menuduh pasukan Rusia mengambil keuntungan dari gencatan senjata untuk memajukan posisi mereka. Dan yang terjadi adalah pertempuran di sekitar kota Orikhiv --di jalur keluar dari Mariupol--

Tidak lama kemudian, dewan kota Mariupol mengumumkan bahwa evakuasi warga sipil telah ditunda karena keselamatan mereka tidak lagi dapat dijamin.

“Penembakan yang sedang berlangsung membuat tidak mungkin untuk membuka koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil yang aman, pengiriman obat-obatan [dan] makanan,” tulis kementerian luar negeri Ukraina.

Kementerian pertahanan Rusia berbalik menuduh kalau gencatan senjata itu dilanggar ketika kaum nasionalis Ukraina menembaki pasukannya.

Tidak jelas, mana yang salah dan siapa yang benar.