JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymry Zelensky mengatakan, perdamaian bukan sekadar selembar kertas, tetap membutuhkan jaminan, merespons seruan Donald Trump soal gencatan senjata dengan Rusia.
Komentar Trump mengenai gencatan senjata dan perundingan antara Rusia-Ukraina disampaikan usai bertemu dengan Presiden Zelensky Sabtu lalu di Paris, Prancis.
"Ketika kita berbicara tentang perdamaian yang efektif dengan Rusia, pertama-tama kita harus berbicara tentang jaminan yang efektif untuk perdamaian. Rakyat Ukraina menginginkan perdamaian lebih dari siapa pun," cuit Presiden Zelensky di media sosial X, melansir Reuters 9 Desember.
"(Perang) itu tidak bisa berakhir begitu saja dengan selembar kertas dan beberapa tanda tangan. Gencatan senjata tanpa jaminan dapat dihidupkan kembali kapan saja, seperti yang telah dilakukan (Presiden Rusia) Putin sebelumnya. Untuk memastikan rakyat Ukraina tidak lagi menderita kerugian, kita harus menjamin keandalan perdamaian dan tidak menutup mata terhadap pendudukan," urai Presiden Zelensky.
Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat dari Partai Republik sebelumnya telah berjanji untuk mengakhiri konflik melalui perundingan, tetapi sejauh ini belum memberikan rinciannya.
"Zelensky dan Ukraina ingin membuat kesepakatan dan menghentikan kegilaan," tulis Trump di platform media sosialnya Truth Social, seraya menambahkan Kyiv telah kehilangan sekitar 400.000 tentara.
"Seharusnya ada gencatan senjata segera dan perundingan harus dimulai," lanjutnya.
BACA JUGA:
"Saya kenal baik Vladimir. Ini saatnya dia bertindak. Tiongkok dapat membantu. Dunia sedang menunggu!" imbuh Trump, merujuk pada Presiden Rusia Putin.
Tampaknya angka Trump yang menyebutkan 400.000 tentara Ukraina yang hilang dalam perang berarti tewas dan terluka. Presiden Zelensky mengatakan 43.000 tentara tewas dalam perang dan ada 370.000 tentara yang terluka.
Diketahui, Trump, yang berada di Paris untuk pembukaan kembali Katedral Notre-Dame, duduk bersama Presiden Zelensky pada Hari Sabtu selama sekitar satu jam, bersama dengan tuan rumah Presiden Emmanuel Macron.