Bagikan:

JAKARTA - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Hari Minggu, pengabaian Rusia terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad menyebabkan kejatuhannya, mengatakan Moskow seharusnya tidak melindunginya sejak awal dan kemudian kehilangan minat karena perang di Ukraina yang seharusnya tidak pernah dimulai.

"Assad sudah pergi. Dia telah meninggalkan negaranya. Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh (Presiden) Vladimir Putin, tidak tertarik untuk melindunginya lagi," tulis Trump di platform media sosialnya Truth Social, dilansir dari Reuters 9 Desember.

"Tidak ada alasan bagi Rusia untuk berada di sana sejak awal," tulis Trump.

"Mereka kehilangan minat terhadap Suriah karena Ukraina, perang yang seharusnya tidak pernah dimulai, dan dapat berlangsung selamanya," lanjutnya.

Trump, yang akan menjabat pada tanggal 20 Januari menambahkan, Rusia dan Iran, pendukung utama Assad lainnya, "berada dalam kondisi yang lemah saat ini, satu karena Ukraina dan ekonomi yang buruk, yang lain karena Israel dan keberhasilannya dalam pertempuran".

Diberitakan sebelumnya, Presiden Bashar al-Assad telah meninggalkan jabatannya dan meninggalkan Suriah, setelah memberikan perintah untuk pengalihan kekuasaan secara damai, kata otoritas Rusia pada Hari Minggu, tetapi tidak mengatakan di mana dia sekarang atau apakah militer Rusia berencana untuk tetap berada di Suriah.

Pemberontak Suriah menyatakan mereka telah menggulingkan Pemerintahan Presiden Assad setelah merebut kendali Damaskus pada Hari Minggu, mengakhiri pemerintahan otokratis keluarganya selama beberapa dekade setelah lebih dari 13 tahun perang saudara.

Assad terbang meninggalkan Damaskus ke tujuan yang tidak diketahui sebelumnya pada Hari Minggu, dua perwira senior militer mengatakan kepada Reuters, dengan keberadaannya saat ini belum diketahui.

"Sebagai hasil dari negosiasi antara B. Assad dan sejumlah peserta dalam konflik bersenjata di wilayah Republik Arab Suriah, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan presiden dan meninggalkan negara itu, memberikan instruksi untuk pengalihan kekuasaan secara damai," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

"Rusia tidak berpartisipasi dalam negosiasi ini," kata kementerian.