JAKARTA - Donald Trump pada Hari Kamis menyalahkan Presiden Volodymyr Zelensky karena membantu memulai perang Ukraina itu dengan Rusia, komentar yang selanjutnya menunjukkan Trump kemungkinan akan secara radikal mengubah kebijakan Amerika Serikat jika ia memenangkan pemilihan presiden bulan depan.
Dalam komentar di PBD Podcast Hari Kamis dengan Patrick Bet-David, Trump mengatakan Presiden Zelensky harus disalahkan bukan hanya karena gagal mengakhiri perang, tetapi juga karena membantu memulainya, meskipun konflik tersebut pecah ketika Rusia menginvasi wilayah kedaulatan Ukraina.
"Itu tidak berarti saya tidak ingin membantunya karena saya merasa sangat kasihan pada orang-orang itu. Tetapi, dia seharusnya tidak pernah membiarkan perang itu dimulai. Perang itu merugikan," kata Trump, melansir Reuters 18 Oktober.
Mantan presiden dari Partai Republik itu sering mengkritik Presiden Zelensky saat kampanye, berulang kali menyebutnya sebagai "penjual terhebat di Bumi" karena telah meminta dan menerima miliaran dolar bantuan militer AS sejak perang pecah pada tahun 2022.
Trump juga mengecam pemimpin Ukraina tersebut karena gagal mencari perdamaian dengan Moskow, menyarankan Ukraina mungkin harus menyerahkan sebagian tanahnya kepada Rusia untuk membuat kesepakatan damai, konsesi yang dianggap tidak dapat diterima oleh Kyiv.
Sebelumnya, Presiden Zelensky menyampaikan "rencana kemenangannya" untuk mengakhiri perang kepada Trump dalam pertemuan di New York pada Bulan September, pertemuan yang digambarkan oleh kedua pemimpin sebagai pertemuan yang ramah.
BACA JUGA:
Namun, komentar publik Trump menunjukkan ia dapat berupaya untuk menghentikan bantuan bagi Ukraina jika ia mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris, calon dari Partai Demokrat, pada Pilpres November.
Trump telah berulang kali mengatakan dapat mengakhiri konflik tersebut sebelum ia menjabat pada Bulan Januari, tetapi ia belum mengatakan bagaimana caranya.
Sementara, Harris telah berjanji untuk terus mendukung Ukraina, dan ia telah menggambarkan kemenangan bagi negara Eropa Timur tersebut sebagai kepentingan keamanan nasional AS yang vital. Ia sering menegur Trump karena tidak mau menentang Presiden Rusia Vladimir Putin.