Bagikan:

JAKARTA - Rusia menuduh "nasionalis" Ukraina menghalangi warga sipil meninggalkan negara itu. Koridor kemanusiaan atau lokasi damai tempat warga mengakses evakuasi keluar kota di tengah gencatan senjata lowong pada pekan ini.

Kantor berita RIA melaporkan, Kementerian Pertahanan Rusia mengaku, tak seorang pun menggunakan koridor kemanusiaan di dekat kota Mariupol dan Volnovakha pada Sabtu 5 Maret.

Kementerian tersebut juga mengatakan, tentara Rusia yang memberi kesempatan warga sipil keluar dari Ukraina ditembaki selama gencatan senjata.

Namun, pernyataan itu kontras dengan pernyataan dari pejabat Ukraina.

Dewan Kota Mariupol di Ukrania sebelumnya mengatakan, Rusia tidak sepenuhnya mematuhi gencatan senjata yang telah disepakati dua belah pihak yang bersiteru.

Saat ini otoritas Ukraina terus menyelidiki adanya laporan tentara Rusia menggunakan gencatan senjata untuk terus bergerak keluar wilayah Mariupol.

Sebelumnya, melansir Antara, Rusia mengumumkan tentaranya telah mengepung Mariupol. Serangan di kota pelabuhan di tepi Laut Azov itu akan dihentikan agar warga sipil dapat mengakses jalan dan beraktivitas.

Wali kota Mariupol Vadym Boychenko pada Jumat meminta bantuan militer karena kota itu kehabisan air minum, listrik dan bahan bakar untuk pemanas, sementara persediaan makanan juga mulai menipis.

Vadym juga meminta agar disediakan 'koridor kemanusiaan' agar warganya sebanyak 400.000 orang dapat mengungsi atau keluar negara. Mariupol selama lima hari terakhir dibombardir oleh tentara Rusia.

"Kami benar-benar sedang dihancurkan," kata Vadym dalam siaran televisi.