Wapres: UIII Harus Jadi Pusat Peradaban Islam Global
Wakil Presiden memimpin Rapat Koordinasi Kemajuan Pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia di Istana Wapres Jakarta, Rabu (2/3/2022). ANTARA/HO-BPMI Setwapres

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dapat menjadi pusat keunggulan atau center of excellence peradaban Islam global, sebagaimana tujuan utama pembangunan universitas tersebut.

"Saya rasa ini perlu diluruskan, untuk dapat kembali ke khittah prakarsa pembangunan UIII, sebagaimana arahan Presiden saat dimulainya pembangunan UIII, yaitu untuk menjadi center of excellence peradaban Islam secara global, yang tidak sekadar mengadopsi pola UIN (Universitas Islam Negeri) dengan status kampus internasional," kata Wapres saat memimpin Rapat Koordinasi Kemajuan Pembangunan UIII di Istana Wapres Jakarta dilansir Antara, Rabu, 2 Maret.

Pemerintah membangun UIII, yang persiapannya sejak 2016, sebagai upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban Islam dunia.

Namun, berdasarkan peninjauan selama tiga tahun terakhir, sistem yang digunakan kampus tersebut masih bersifat standar, dengan mengadopsi perguruan tinggi keagamaan yang telah ada, seperti UIN atau Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Wapres mengatakan implementasi ajaran Islam moderat di Indonesia kini telah menjadi rujukan dari berbagai negara internasional, termasuk negara-negara Timur Tengah.

Dia menceritakan kunjungan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Hukama Al-Muslimin, organisasi cendekiawan muslim internasional di Abu Dhabi, yang mengutarakan ingin belajar keberhasilan penerapan Islam wasathiyah dari Indonesia.

"Kedatangan Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Al-Muslimin beserta delegasi tersebut bukan dimaksudkan untuk memberikan arahan atau pelajaran, tetapi justru ingin belajar dari Indonesia, belajar tentang Islam yang toleran, yang sekarang ini menjadi contoh dunia," jelasnya.

Pada kunjungan tersebut, Sekjen Hukama mengatakan saat ini bukan saatnya lagi pemikiran berbahasa Arab diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, melainkan pemikiran Islam moderat dari Indonesia yang harus diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab, kata Wapres.

"Kita sudah menjadi model yang digunakan untuk pengembangan Islam yang moderat di tingkat global oleh Majelis Hukama Al-Muslimin. Oleh karenanya, prakarsa pembangunan UIII sejak awal ini dimaksudkan untuk menjadi pusat rujukan global pelaksanaan Islam wasathiyah," jelasnya.

Karena itu, Wapres berharap UIII dapat memberikan jawaban untuk memperluas dan menguatkan tren global Islam wasathiyah tersebut, sehingga dapat diterapkan di berbagai belahan dunia.

"Melalui UIII, diharapkan Islam wasathiyah Indonesia dapat terus digaungkan ke mancanegara," ujarnya.