Bagikan:

JAKARTA - Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) digadang-gadang menjadi Perguruan tinggi berskala internasional bagi kajian dan penelitian peradaban Islam di Indonesia. Kompleks UIII dibangun di atas lahan seluas 142,5 ha di Kota Depok.

Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) sudah memulai kuliah perdana pada 27 September 2021. Kampus ini didirikan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2016 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 29 Juni 2016 dengan status Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH).

Namun di tengah ambisi besar itu, terselip kegelisahan lebih dari 150 orang jemaat gereja yang beribadah di HKI Juanda Depok. Gereja yang sudah menempati lahan itu sejak sembilan tahun silam, terancam 'hilang'.

HKI Juanda adalah 1 dari lebih 900 gereja di seluruh nusantara di bawah naungan Huria Kristen Indonesia (HKI) yang berkantor pusat di Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Kegelisahan ini terungkap ketika HKI Juanda merayakan 97 tahun usia HKI, Minggu 5 Mei kemarin. Pada saat itu juga, Sekretaris Pemkot Depok Supian Suri datang memenuhi undangan perayaan tersebut untuk bersilaturahmi dengan para jemaat gereja.

"Gereja ini berdiri di tanah garapan pak, agak di ujung tanduk memang. Di samping sana itu, ada UIII, tapi kita bercita-cita bisa tetap di sini meskipun dayanya tak ada. Tapi dengan doa seluruh teman termasuk Pak supian, bisa memberikan harapan," ucap salah satu panatua HKI Juanda, St Thoman Hutasoit.

Supian Suri menjelaskan, pembangunan UIII memang berada langsung di bawah koordinasi pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Agama. Pemerintah Kota (Pemkot) Depok akan berupaya membantu mengkomunikasikan masalah tersebut.

"Kita lihat beberapa peluang, mudah-mudahan enggak semuanya menjadi bagian dari sana (UIII) dan sebagian bisa kita manfaatkan buat kebutuhan daripada teman-teman Bapak Ibu Jemaat HKI Juanda," kata Supian.

"Pemkot akan berupaya sebisa mungkin yang bisa dilakukan untuk semuanya," kata dia yang disambut tepuk tangan dari jemaat HKI Juanda.

Supian menjelaskan, Kota Depok adalah milik bersama dengan latar belakang beragam suku, agama dan ras. Kebersamaan yang sudah terjadi di Depok ini, akan menjadi motivasi bagus sehingga kota itu bisa akan semakin maju.

"Mudah-mudahan buah mangga bisa jadi pisang gepok. Kita semua bangga menjadi orang Depok," ucap Supian.

Anggota DPRD Depok dari PDI Perjuangan, Fransiskus Samosir juga menitipkan harapan kepada Pemkot Depok, melalui melalui Sekda Supian Suri, supaya benar-benar bisa memberi perhatian lebih kepada nasib HKI Juanda.

"Saya mau biar Pak Sofyan Suri bisa membantu kami di sini memfasilitasi ke pusat ya. Saya yakin kalau pemerintah Depok punya hati, saya yakin pemerintah pusat juga akan mendengar. Minimal, ada tempatlah di pojok-pojok sana, yang penting bisa beribadah," kata Frans Samosir.