JAKARTA - Pegiat media sosial Denny Siregar menyindir Ketua Jokowi Mania (JoMan), Immanuel Ebenezer yang hadir sebagai saksi meringankan terdakwa dugaan kasus terorisme di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Rabu, 23 Februari lalu.
Awalnya Denny me-reply potongan video yang berisi keterangan dari Eben. Dalam video berdurasi 2.20 detik tersebut, terlihat Eben tengah duduk mengenakan polo shirt warna merah dan memberikan pernyataan sikap soal kapasitasnya sebagai saksi meringankan bagi Munarman.
Eben mengaku selama ini diam saja ketika kehadirannya sebagai saksi Munarman dijadikan bahan untuk melakukan penghinaan. Tetapi kali ini tidak, Eben akan mengadukan berbagai penghinaan dan ancaman yang dia terima melalui media sosial.
"Selama ini saya cukup diam dan sabar di medsos yang menghina pribadi saya dan martabat organisasi. Saya akan melakukan tindakan hukum buat siapapun yang menyebarkan. Ini terkait UU ITE, UU yang tidak membenarkan ketika seseorang berbeda pendapat melakukan ujaran kebencian," tegas Eben dalam video.
"Untuk pelaku ujaran kebencian, semua yang disampaikan di media sosial sudah kami screenshot. Tidak ada satupun bisa menghindar dari proses pidana yang akan kami laporkan dan ini semacam sebuah sanksi hukum yang harus mereka pertanggungjawabkan," tegas Eben dalam video.
Merespons pernyaataan Eben, Denny membalasnya singkat. "Mau ngancem yaaa...Ancam dahhh," terang Denny dikutip dari Twitternya, @dennysirregar7, Rabu, 2 Maret.
Mau ngancem yaaaa... Ancem dahhh. 🤪🤪 https://t.co/yucxxoGDP6
— denny siregar (@dennysirregar7) March 2, 2022
Pada cuitan selanjutnya, Denny menulis sindiran dengan sebuah pantun. Denny tidak menyebut nama Eben dalam cuitan tersebut.
"Buah mangga buang manggis..kerja engga, eh bela teroris," singkat Denny.
Dalam video yang beredar, Eben menyebutkan sebagai umat beragama harusnya saling menghargai apalagi terait persoalan pandangan politik.
"Pandangan politik tidak bisa menghakimi, pandangan politik gak boleh dikriminalisasi karena kita sepakat bahwa demokrasi adalah sistem yang kita sepekati. Oleh karenanya untuk semua pihak yg telah memberikan ujaran kebencian atau ancaman melalui WhatsApp, FB dan sebagainya kita menghargai perbedaan pendapat dan menjaga persatuan dan kesatuahn demi keutuhan NKRI,"
BACA JUGA:
"Apa yang saya lakukan tidak lebih buat bangsa ini kita ingin bangsa ini rukun, kita mau sekali politik 2024 kita bisa saling berpelukan tidak lagi 2019 kita merayakan dengan rasa ketakutan. Kami mau siapapun yang berbeda pandangan politik dengan kita ketika berbeda kedepankan rasa cinta dan kemanusiaan. Karena substansi demokrasi ada disitu," terang dia.