Penasihat Senior Presiden AS Memberikan Taurat kepada Raja Bahrain
Penyerahan Taurat dari Jared Kushner kepada Raja Bahrain (Twitter/@aviberkow45)

Bagikan:

JAKARTA - Perwakilan khusus Gedung Putih Avi Berkowitz merilis foto yang menunjukkan penasihat senior Presiden Amerika Serikat (AS), Jared Kushner mempersembahkan gulungan Taurat kepada Raja Bahrain. Kushner memberi Raja Hamad bin Isa Al Khalifa gulungan itu saat kunjungan ke Bahrain awal September.

Selama kunjungan tersebut, Kushner mendorong negara Teluk itu untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, beberapa minggu setelah Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan akan melakukannya. Trump lalu mengumumkan bahwa Bahrain akan mengikuti jejak UEA dan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada Sabtu, 12 September.

Berkowitz mengunggah sebuah foto di Twitter, saat perwakilan dari Israel, UEA, dan Bahrain bersiap untuk upacara penandatanganan di Gedung Putih. Melansir The Time of Israel, Selasa, 15 September, gulungan Taurat yang diberikan kepada raja "ditulis untuk menghormatinya," kata Kushner.

Taurat tersebut akan digunakan di sinagoge di Bahrain, menurut Berkowitz. Situs berita Axios melaporkan bahwa Kushner, yang juga menantu Trump, membeli Taurat dari uang pribadinya. Pemerintahan Trump, yang diwakilkan oleh Kushner dan Berkowitz, menjadi perantara terobosan diplomatik antara Israel, UEA dan Bahrain. Berkowitz menjadi perwakilan khusus Gedung Putih untuk negosiasi internasional.

Upacara penandatanganan normalisasi hubungan antara Israel, UEA, dan Bahrain akan diadakan pada Selasa, 15 September malam waktu setempat. Upacara penandatanganan akan berlangsung di halaman selatan Gedung Putih. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu akan mewakili Israel di acara tersebut. Sementara, UEA dan Bahrain akan diwakili oleh menteri luar negeri masing-masing.

Sementara itu, teks perjanjian belum dirilis. Seorang pejabat Israel mengatakan bahwa Netanyahu akan menandatangani 'perjanjian damai' dengan UEA dan 'deklarasi perdamaian' dengan Bahrain secara terpisah.

Hal pertama yang dilakukan adalah perjanjian dengan kedudukan hukum internasional, yang harus disetujui oleh legislatif Israel. Sementara, yang kedua hanyalah pernyataan bersama yang mendukung komitmen untuk perdamaian. Pejabat tersebut menolak mengatakan apakah perjanjian itu akan mencakup komitmen Israel tentang Palestina atau tidak.

Perjanjian normalisasi antara Israel dan UEA diumumkan pada 13 Agustus oleh Trump. Menurut pemerintah AS, UEA, dan Bahrain dalam pernyataan bersama, perjanjian tersebut menghasilkan UEA membangun hubungan penuh dengan Israel.

Sementara, Bahrain adalah rumah bagi komunitas kecil Yahudi. Rakyatnya telah lama bersikap toleran terhadap semua agama. Tetapi, hingga saat ini tidak ada kehidupan publik Yahudi di negara tersebut. Orang Yahudi, yang sebagian besar berasal dari Irak, telah berada di negara tersebut sejak 1880-an.

Pada masa jayanya, komunitas Yahudi berjumlah sekitar 1.500 anggota. Namun, pada 1947, setelah resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengusulkan pembentukan negara Yahudi, sinagoge diobrak-abrik dan komunitasnya mulai menyusut. Sinagoge di Bahrain lalu direnovasi pada 1990-an, tetapi saat ini hanya tersisa 34 orang Yahudi di Bahrain.