Alasan Filipina Prioritaskan Vaksin China dan Rusia Ketimbang Negara Barat
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan akan memprioritaskan pembelian vaksin dari China dan Rusia ketimbang vaksin dari negara barat. Rodrigo mengaku punya alasan kuat di balik itu.

Dalam kesempatan itu Duterte juga menyinggung perusahaan farmasi negara-negara barat yang meminta uang muka untuk penawaran mereka. "Kami akan memprioritaskan Rusia dan China asalkan vaksin mereka sebaik vaksin lainnya di pasaran," katanya, dalam pidato, dikutip Selasa, 15 September.

Duterte mengaku optimis, dengan vaksin Rusia dan China, negaranya yang kini mencatat 266 ribu kasus akan kembali normal pada Desember. Karenanya, Filipina kini terus berkomunikasi dengan produsen vaksin dari kedua negara.

Kata Duterte, setiap vaksin yang akan dibeli Filipina harus melalui proses penawaran nantinya. "Satu hal yang baik dari China adalah kita tidak perlu mengemis, kita tidak perlu memohon," ucapnya. "Satu hal yang buruk dari negara barat, adalah semuanya soal cari untung, untung, untung."

Lebih lanjut Duterte mengungkap Moskow dan Manila sepakat untuk melakukan uji klinis vaksin buatan Rusia. Duterte tidak menyebutkan perusahaan mana saja yang meminta uang muka, namun ia memperingatkan perwakilan mereka di Manila untuk pulang atau "Akan saya akan tendang."

Duterte mengatakan UU tentang pengadaan Filipina melarang pemerintah membeli apa pun yang belum ada wujudnya atau belum diproduksi. "Mereka ingin kita membiayai riset mereka dan penyempurnaan vaksin," kata presiden. "Mereka menginginkan uang muka sebelum mereka mengirim vaksin. Jika seperti itu, kita semua bisa mati."

Sebelumnya, selain China dan Rusia, Filipina sempat berbicara dengan produsen obat Amerika Serikat (AS) Pfizer Inc dan Moderna Inc. Filipina juga sempat bertemu raksasa bioteknologi Australia CLS Ltd terkait pengadaan vaksin.