JAKARTA - Eropa kini benar-benar dalam bahaya. Ketika pertarungan merebut bekas lokasi pembangkit listrik Chernobyl di Ukraina utara, akhirnya dimenangkan oleh Rusia.
Kini pasukan militer Vladimir Putin itu sudah berhasil menguasai pembangkit listrik Chernobyl, sebuah lokasi dengan memori bencana nuklir terburuk di dunia. Tak cuma itu, militer Rusia juga menyandera staf.
"Setelah serangan Rusia yang sama sekali tidak masuk akal ke arah ini, tidak mungkin untuk mengatakan bahwa Chernobyl aman," kata Mykhailo Podolyak, seorang penasihat presiden Ukraina.
"Ini adalah salah satu ancaman paling serius bagi Eropa saat ini," sambung dia lagi seperti dikutip dari CNN, Jumat 25 Februari.
Gedung Putih marah besar mengetahui Chernobyl kini berhasil direbut Rusia. Apalagi dibarengi aksi penyanderaan staf yang selama inin bertugas untuk memelihara dan melindungi fasilitas limbah nuklir di kawasan yang jadi salah satu lokasi paling berbahaya di planet ini.
"Penyanderaan yang melanggar hukum dan berbahaya ini, yang dapat mengganggu upaya rutin pegawai negeri yang diperlukan untuk memelihara dan melindungi fasilitas limbah nuklir, jelas sangat mengkhawatirkan dan sangat memprihatinkan," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan dalam briefing Kamis malam.
"Kami mengutuknya dan kami meminta pembebasan mereka," sambung Psaki.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pantas khawatir dengan keberhasilan Rusia merebut kendali pembangkit nuklir. Dan ancaman nyata bukan hanya bagi Ukraina tapi juga negara lain yang jadi tetangga.
"Pada 1986, dunia menyaksikan bencana teknologi terbesar di Chernobyl. Jika Rusia melanjutkan perang, Chernobyl bisa terjadi lagi pada 2022," cuit Kementerian Luar Negeri Ukraina.
BACA JUGA:
Bencana Nuklir Chernobyl
Pada 26 April 1986, tiba-tiba terdapat gelombang listrik selama uji coba sistem reaktor di Chernobyl, Ukraina dan menghancurkan Unit 4 pembangkit listrik tenaga nuklir di bekas Uni Soviet itu. Kecelakaan dan kebakaran yang terjadi kemudian melepaskan sejumlah besar bahan radioaktif ke lingkungan.
Reaktor Chernobyl terletak di permukiman Pripyat, sekitar 65 mil sebelah utara Kiev di Ukraina. Dibangun pada akhir 1970-an di tepi Sungai Pripyat, Chernobyl memiliki empat reaktor, masing-masing mampu menghasilkan tenaga listrik seribu megawatt.
Pada 25 April 1986 malam, sekelompok insinyur memulai percobaan teknik kelistrikan pada reaktor Unit 4. Para insinyur, yang memiliki sedikit pengetahuan tentang fisika reaktor ingin melihat apakah turbin reaktor dapat menjalankan pompa air darurat dengan daya inersia.
Sebagai bagian dari eksperimen yang dirancang dengan buruk, para insinyur memutus sistem keselamatan darurat reaktor dan sistem pengatur daya. Selanjutnya, mereka menambah kecerobohan ini dengan serangkaian kesalahan: reaktor dijalankan pada tingkat daya yang sangat rendah sehingga reaksinya menjadi tidak stabil, yang kemudian melepaskan terlalu banyak kendali reaktor dalam upaya untuk menyalakannya kembali.
Output reaktor lalu meningkat menjadi lebih dari 200 megawatt tetapi terbukti semakin sulit dikendalikan. Namun, 26 April pagi pukul 1.23, para insinyur melanjutkan eksperimen mereka dan mematikan mesin turbin untuk melihat apakah pemintalan inersia akan menggerakkan pompa air reaktor.
Faktanya, itu tidak cukup memberi daya pada pompa air. Dan tanpa air pendingin, level daya di reaktor melonjak. Untuk mencegah kerusakan, operator memasukkan kembali semua 200 batang kendali ke dalam reaktor secara sekaligus.
Batang kendali dimaksudkan untuk mengurangi reaksi tetapi memiliki cacat desain. Kesalahan desain itu menyebabkan detonasi yang meledakkan baja berat serta tutup beton reaktor.
Hal tersebut menghasilkan uap oleh reaksi tak terkendali. Dalam ledakan dan kebakaran yang terjadi, lebih dari 50 ton bahan radioaktif dilepaskan ke atmosfer, di mana ia terbawa arus udara.
Kecelakaan itu lalu menewaskan 30 operator dan petugas pemadam kebakaran dalam waktu tiga bulan, serta beberapa kematian lebih lanjut kemudian. Selain operator yang tewas, orang lain dilaporkan meninggal pada saat itu karena sindrom radiasi akut (ARS).
Awalnya didiagnosa pada 237 orang di tempat dan hanya yang terlibat dalam pembersihan. Namun dikonfirmasi terdapat 134 kasus lainnya di luar area reaktor tersebut. Dari jumlah tersebut, 28 orang meninggal akibat ARS dalam beberapa minggu setelah peristiwa tersebut.
Sementara, 19 lebih pekerja kemudian meninggal antara 1987 dan 2004. Tetapi kematian mereka tidak dapat selalu dikaitkan dengan paparan radiasi. Selain menderita ARS beberapa dari masyarakat yang terpapar dilaporkan terserang kanker tiroid.
Selain itu, terdapat pasien kanker yang masih anak-anak pada saat itu kemungkinan besar disebabkan oleh radioaktif. Selain itu, sebagian besar wilayah Belarusia, Ukraina, Rusia, dan sekitarnya tercemar dalam berbagai tingkat.