JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Hari Minggu menyerukan gencatan senjata segera di bagian timur negara itu, di mana bentrokan antara separatis pro-Rusia dan pasukan Ukraina meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Dia juga mengatakan, Ukraina mendukung pembicaraan damai dalam Trilateral Contact Group, di mana Ukraina berpartisipasi bersama dengan Rusia dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).
"Kami berdiri untuk mengintensifkan proses perdamaian. Kami mendukung pertemuan segera TCG dan pengenalan segera rezim diam," kata Zelenskiy di Twitter, dikutip dari Reuters 21 Februari.
Insiden penembakan melintasi garis yang memisahkan pasukan pemerintah dan separatis, yang sporadis di masa lalu, meningkat tajam pekan lalu.
Pada Hari Minggu, seorang reporter Reuters mendengar ledakan di pusat Kota Donetsk di wilayah Donbass timur yang dikendalikan oleh separatis. Penembakan berat terdengar di tempat lain di wilayah tersebut.
Pesan SMS yang dikirim ke penduduk Donetsk mendesak pria untuk melapor untuk tugas militer.
Lebih dari 30.000 orang dari Donetsk dan Luhansk di dekatnya telah melintasi perbatasan Rusia dalam 24 jam terakhir, kata kantor berita TASS, mengutip pihak berwenang di wilayah Rostov Rusia.
Pekan lalu, kelompok separatis diketahui mulai mengevakuasi penduduk pada Hari Jumat dengan mengatakan, Pemerintah Ukraina berencana untuk menyerang, tudingan yang dibantah oleh Kyiv.
Pasukan militer lokal di salah satu daerah separatis, Luhansk, mengatakan pada Hari Minggu, dua warga sipil telah tewas dan lima bangunan rusak dalam penembakan oleh militer Ukraina. Komite Investigasi Rusia akan menyelidiki kasus ini, seperti dikutip kantor berita RIA.
Terpisah, militer Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan, pasukannya berpegang pada perjanjian gencatan senjata dan "melepaskan tembakan secara eksklusif ketika, tindakan pasukan pendudukan Rusia menimbulkan ancaman bagi kehidupan dan kesehatan prajurit dan warga sipil Ukraina."
BACA JUGA:
Menteri luar negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan Ukraina tidak merencanakan atau melakukan operasi ofensif. Dua tentara Ukraina dilaporkan tewas dan empat terluka pada Sabtu.
Sementara, Komite Palang Merah Internasional mengatakan layanan air telah terganggu untuk lebih dari satu juta orang di wilayah tersebut, dan meminta semua pihak untuk menyelamatkan infrastruktur sipil.