Warga Sipil Tidak Bisa Tinggalkan Mariupol, Presiden Zelenskiy Salahkan Rusia: Ini Teror dari Teroris Berpengalaman
Bangunan di Mariupol, Ukraina yang terkena serangan Rusia. (Wikimedia Commons/mvs.gov.ua/Ministry of Internal Affairs of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Ratusan ribu warga sipil masih terjebak di kota-kota Ukraina pada hari Kamis, berlindung dari serangan udara Rusia dan penembakan ketika pembicaraan antara menteri luar negeri Ukraina dan Rusia membuat sedikit kemajuan.

Dengan perang Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina memasuki minggu ketiga, para pejabat di Mariupol mengatakan pesawat-pesawat tempur Rusia kembali mengebom kota pelabuhan selatan yang dikepung, di mana sebuah rumah sakit bersalin dihancurkan pada Hari Rabu.

Tidak seorang pun warga sipil dapat meninggalkan Kota Mariupol di Ukraina yang dikepung pada Kamis, karena pasukan Rusia gagal menghormati gencatan senjata sementara untuk memungkinkan evakuasi, kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk di televisi nasional.

Upaya untuk mengirim makanan, air, dan obat-obatan ke kota itu gagal ketika tank Rusia menyerang koridor kemanusiaan, kata Presiden Volodymyr Zelenskiy dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Ini benar-benar teror dari teroris berpengalaman," kecamnya melansir Reuters 11 Maret.

"Dunia perlu tahu ini. Saya harus mengakuinya, kita semua berurusan dengan negara teroris," sambung Presiden Zelenskiy.

pemboman mariupol
Bangunan di Mariupol, Ukraina yang terkena serangan Rusia. (Wikimedia Commons/mvs.gov.ua/Ministry of Internal Affairs of Ukraine)

Lebih lanjut Presiden Zelenskiy mengatakan pihak berwenang Ukraina berhasil mengevakuasi hampir 40.000 orang pada Kamis dari lima kota lain.

Terpisah, badan-badan bantuan mengatakan bantuan kemanusiaan sangat dibutuhkan di Mariupol, di mana penduduk kehabisan makanan, air dan listrik. Penangkapannya akan memungkinkan Rusia untuk menghubungkan kantong-kantong pro-Moskow di timur dan Krimea yang dicaplok Rusia di selatan.

Walikota Mariupol Vadym Boychenko mengatakan 400.000 orang terjebak di kota yang telah melalui 'dua hari neraka'.

"Setiap 30 menit pesawat tiba di atas kota Mariupol dan bekerja di daerah pemukiman, membunuh warga sipil, orang tua, wanita, anak-anak," katanya dalam sebuah unggahan di dunia maya.

Adapun Petro Andrushenko, penasihat walikota, mengatakan Rusia ingin "menghapus orang-orang kami. Mereka ingin menghentikan evakuasi apa pun."

Invasi Rusia ke Ukraina sejauh ini gagal mencapai tujuannya, tetapi telah menyebabkan ribuan kematian dan memaksa lebih dari 2 juta orang meninggalkan Ukraina, di mana beberapa kota dikepung.

Untuk diketahui, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan berencana akan mendeklarasikan gencatan senjata pada Hari Jumat dan membuka koridor kemanusiaan dari Mariupol serta Kyiv, Sumy, Kharkiv, Mariupol dan Chernihiv.