Cegah Konflik Lebih Luas di Ukraina Timur, Presiden Macron Telepon Putin dan Zelenskiy
Ilustrasi milisi yang didukung militer Rusia bersiaga dengan senapan mesin. (Wikimedia Commons/Mstyslav Chernov)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron membahas perlunya meningkatkan pencarian solusi diplomatik, untuk krisis yang meningkat di Ukraina timur dalam panggilan telepon pada hari Minggu, kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.

"Mengingat urgensi situasi, Presiden mengakui perlunya mengintensifkan pencarian solusi melalui jalur diplomatik, melalui kementerian luar negeri dan penasihat politik para pemimpin format Normandia," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 21 Februari.

"Kontak ini harus memfasilitasi pemulihan rezim gencatan senjata dan memastikan kemajuan dalam penyelesaian konflik di Donbass," tambah Kremlin.

Dalam panggilan terpisah sebelumnya pada Hari Minggu, Presiden Macron dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy membahas kemungkinan cara untuk mengamankan de-eskalasi segera, kata seorang pejabat administrasi kepresidenan Prancis kepada wartawan setelah pembicaraannya dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelenskiy.

"Presiden republik melakukan upaya terakhirnya untuk mencegah konflik besar di Ukraina. Dia siap untuk langkah-langkah baru demi stabilitas dan perdamaian, dan tidak mengesampingkan misi baru," sebut pejabat itu seperti melansir TASS.

Namun, kemungkinan "spiral kekerasan baru" tetap "tinggi," tambahnya.

Menurut administrasi kepresidenan, Presiden Zelenskiy meyakinkan Presiden Macron, bahwa dia "tidak akan menanggapi provokasi di saluran kontak di Donbass."

"Rusia telah mengumpulkan cukup banyak kekuatan untuk menyerang Ukraina jika mereka mau. Kampanye militer melawan Ukraina akan membawa perang ke pusat Eropa," terang pejabat itu.

Untuk diketahui, situasi di sepanjang jalur kontak di Ukraina timur memburuk pada pagi hari tanggal 17 Februari. DPR dan LPR melaporkan beberapa penembakan paling intensif oleh pasukan Kiev dalam beberapa bulan terakhir. Penembakan itu merusak beberapa fasilitas sipil.

Pada Hari Jumat, para pemimpin Republik Rakyat Lugansk dan Donetsk (LPR dan DPR), Leonid Pasechnik dan Denis Pushilin, mengumumkan evakuasi penduduk republik ke Rusia, dengan alasan meningkatnya ancaman permusuhan. Mobilisasi habis-habisan diumumkan di republik-republik pada Hari Sabtu.