Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak upaya China dan Brasil untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina.

Zelenskiy mempertanyakan alasan kedua negara mengusulkan alternatif terhadap formula perdamaiannya sendiri.

Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Sembilan bulan kemudian Zelenskiy mengumumkan 10 poin rencana perdamaian untuk mengakhiri perang secara adil berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional. Moskow menolak rencana tersebut.

“Formula perdamaian telah ada selama dua tahun, dan mungkin seseorang menginginkan Hadiah Nobel untuk biografi politik mereka, untuk  gencatan senjata yang dibekukan, bukan perdamaian yang nyata, namun satu-satunya hadiah yang Putin akan berikan kepada Anda sebagai imbalannya adalah lebih banyak penderitaan dan bencana ,” kata Zelenskiy di Majelis Umum PBB dilansir Reuters, Rabu, 25 September.

China berusaha mengajak negara-negara berkembang untuk bergabung dalam rencana perdamaian enam poin yang dikeluarkannya dengan Brasil pada Mei.

Usulan mereka menyerukan konferensi perdamaian internasional "diselenggarakan pada waktu yang tepat dan diakui oleh Rusia dan Ukraina, dengan partisipasi yang setara dari semua pihak serta diskusi yang adil mengenai semua rencana perdamaian."

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mendukung rencana tersebut ketika ia berpidato di Majelis Umum pada Selasa, 24 September.

“Setiap upaya paralel atau alternatif untuk mencari perdamaian, pada kenyataannya, adalah upaya untuk mencapai ketenangan, bukannya mengakhiri perang,” kata Zelenskiy kepada majelis yang beranggotakan 193 orang.

“Ketika China-Brasil mencoba untuk tumbuh menjadi sebuah paduan suara  yang mengatakan sesuatu alternatif selain perdamaian penuh dan adil, pertanyaan yang muncul, apa kepentingan sebenarnya? Semua orang harus memahami, Anda tidak akan meningkatkan kekuatan Anda dengan mengorbankan Ukraina,” katanya.