Bagikan:

JAKARTA - Militer Israel kembali menggempur Lebanon selatan setelah Hizbullah menembakkan roket yang menargetkan markas agen mata-mata Mossad di dekat Tel Aviv.

Dilansir Reuters, Rabu, 25 September, militer Israel mengatakan satu rudal permukaan-ke-permukaan dicegat oleh sistem pertahanan udara setelah terdeteksi melintasi dari Lebanon.

Sirene peringatan terdengar di Tel Aviv, ibu kota ekonomi Israel, namun tidak ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa.

Juru bicara militer Israel Nadav Shoshani mengatakan tidak bisa memastikan apa sasaran Hizbullah ketika mereka menembakkan rudal dari desa di Lebanon.

Hasilnya adalah rudal mengarah ke Tel Aviv, menuju kawasan sipil di Tel Aviv. Markas Mossad tidak ada di kawasan itu, kata Shoshani.

Sirene peringatan juga dibunyikan di wilayah lain di Israel tengah, termasuk kota Netanya.

Militer Israel telah melancarkan serangan udara terbesarnya dalam satu tahun konflik pada pekan ini, menargetkan para pemimpin Hizbullah yang didukung Iran dan menyerang ratusan lokasi jauh di dalam Lebanon.

Permusuhan dimulai setelah pecahnya perang pada Oktober 2023 antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Jalur Gaza di perbatasan selatan Israel, dan Hizbullah mengatakan bahwa mereka bertindak sebagai solidaritas dengan sekutunya Hamas.

Fokus Israel kini beralih ke perbatasan utara dan Lebanon selatan, yang sudah menjadi lokasi baku tembak hampir setiap hari selama berbulan-bulan.

Tidak ada kata berhenti, Israel mengatakan pesawat-pesawat tempurnya saat ini melakukan serangan besar-besaran di Lebanon selatan dan Lembah Bekaa.

Hizbullah telah menembakkan ratusan rudal dan roket ke Israel dalam beberapa hari terakhir.