JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan siap berkompromi mengenai Ukraina dalam kemungkinan pembicaraan dengan Presiden terpilih AS Donald Trump untuk mengakhiri perang.
Putin mengatakan tidak memiliki syarat untuk memulai pembicaraan dengan pihak berwenang Ukraina.
Trump sebelumnya berjanji untuk segera mengakhiri konflik tersebut, namun belum memberikan rincian apa pun tentang bagaimana ia dapat mencapai hal tersebut.
Putin mengatakan kepada reporter saluran berita Amerika Serikat dia siap bertemu Trump, yang menurutnya sudah bertahun-tahun tidak berkomunikasi.
Ketika ditanya apa yang bisa dia tawarkan kepada Trump, Putin menepis pernyataan Rusia berada dalam posisi yang lemah, dan mengatakan Rusia menjadi lebih kuat sejak ia memerintahkan pasukan ke Ukraina pada tahun 2022.
“Kami selalu mengatakan bahwa kami siap untuk melakukan negosiasi dan kompromi,” kata Putin.
"Segera, orang-orang Ukraina yang ingin berperang akan habis, menurut pendapat saya, tidak akan ada lagi orang yang ingin berperang. Kami siap, tetapi pihak lain harus siap untuk negosiasi dan kompromi,” sambungnya.
BACA JUGA:
Reuters melaporkan bulan lalu Putin terbuka untuk membahas perjanjian gencatan senjata Ukraina dengan Trump, namun menolak membuat konsesi teritorial besar dan bersikeras Kyiv meninggalkan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.
Putin dalam pernyataan pada Kamis, 19 Desember, mengatakan Rusia tidak memiliki syarat untuk memulai pembicaraan dengan Ukraina dan siap bernegosiasi dengan siapa pun, termasuk Presiden Volodymyr Zelenskiy.
Namun dia mengatakan kesepakatan apa pun hanya bisa ditandatangani dengan otoritas sah Ukraina, yang saat ini dianggap Kremlin hanya sebagai parlemen Ukraina.
Zelenskiy, yang masa jabatannya secara teknis telah berakhir tetapi menunda pemilu karena perang, perlu dipilih kembali agar Moskow dapat menganggapnya sebagai penandatangan sah perjanjian apa pun untuk memastikan perjanjian itu kedap hukum.
Putin menolak gagasan untuk menyetujui gencatan senjata sementara dengan Kyiv.
Setiap perundingan harus mengambil titik awal dari kesepakatan awal yang dicapai antara perunding Rusia dan Ukraina pada minggu-minggu awal perang dalam perundingan di Istanbul, yang tidak pernah dilaksanakan.