Di Pengadilan Ferdinand Tegaskan Sudah Masuk Islam Tapi di KTP Belum Berubah, Jaksa: Kami Berpegang Identitas KTP, Saudara Masih Kristen
Ferdinand Hutahaean (Foto: Rizky AP/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Polemik agama yang dianut penggiat media sosial Ferdinand Hutahaean kembali mencuat di sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan. Jaksa masih mencantumkan Kristen sebagai agama yang dipeluk Ferdinand.

Padahal di depan majelis hakim, Ferdinand mengaku sudah beragama Islam sejak 2017. Namun memang dalam KTP masih tercatat beragama Kristen.

"Terkait identitas KTP, identitas KTP saya masih tercatat sebagai Kristen. Namun, sejak 2017 saya sudah jadi mualaf dan menganut agama Islam," kata Ferdinand di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa 15 Februari.

"Di Bareskrim Polri juga saya sudah sampaikan, tapi memang secara administrasi KTP saya belum berubah, masih ada kendala terkait surat-surat yang belum, sehingga KTP belum berubah. Tetapi secara berkehidupan sehari-hari saya sudah menjalani kehidupan sebagai seorang muslim sejak 2017," lanjut dia lagi.

"Masih ada kendala terkait surat-surat yang belum, sehingga KTP belum berubah. Tetapi secara berkehidupan sehari hari saya sudah menjalani kehidupan sebagai seorang muslim sejak 2017," sambung dia.

Ferdinand yang pernah menjadi Politikus Partai Demokrat tersebut bilang, proses perpindahan agama itu disaksikan oleh adik kandung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Lily Chodijah Wahid. Namun dia mengaku lupa waktu persis kapan proses itu dilakukan.

Menanggapi protes Ferdinand Hutahaean tersebut, majelis hakim mempertanyakan perbedaan identitas keyakinan yang ada dalam surat dakwaan kepada jaksa penuntut umum. Jaksa menjelaskan bahwa penulisan agama dalam surat dakwaan mengacu pada KTP Ferdinand Hutahaean.

"Identitas yang berlaku di negara Indonesia adalah KTP, yang bersangkutan tertulis agama Kristen. Jadi dalam dakwaan kami berpegang identitas sebagaimana ada NIK-nya dimana saudara masih beragama Kristen," kata Jaksa Baringin menanggapi pernyataan Ferdinand.

Sebelumnya, Ferdinand Hutahaean didakwa dengan sengaja melakukan perbuatan onar dengan mengunggah kicauan di media sosial Twitter, yang dinilai sebagai pemberitaan bohong terkait agama Islam.

Jaksa lalu merunut kronologi kejadian. Dimulai dari 3 Januari 2022, pukul 08.05 WIB, Ferdinand membuat cuitan "Hari ini Bahar Smith dijadwalkan diperiksa di Polda Jabar atas ujaran kebencian. Kita dorong Polda Jabar untuk menetapkan Bahar Smith sebagai TERSANGKA dan DITAHAN demi keadilan. Yang setuju dengan saya mohon Retweet".

Di hari yang sama, pukul 16.28 WIB, Ferdinand juga mengunggah kicauan "Semoga ditahan biar bangsa ini teduh", dengan mencantumkan tangkapan layar soal berita dari portal media daring berjudul "Bahar Bin Smith: Kalau saya langsung ditahan maka keadilan dan demokrasi sudah mati di NKRI".

Selanjutnya, pada 4 Januari 2022, Ferdinand kembali menerbitkan beberapa kicauan terkait perkembangan perkara Bahar Bin Smith, yaitu pukul 06.25 WIB berisi "Orang2 ini apa tidak paham kalau pemeriksaan belum selesai Polisi tidak bisa memberikan keterangan? Lagian yg nyuruh kalian nungguin disitu siapa woii?? Bukannya pulang nemanin anak bini, cari makan utk anak bini, malah gini”.

Selanjutnya, pukul 06.44 WIB, Ferdinand kembali mencuit "Terimakasih untuk kawan2 yg sudah mendukung Polri dengan carat RT atau Like cuitan saya ini kemarin. Kita sampaikan apresiasi kepada Polri yang terus memperbaiki kultur kerja yg lbh humanis dan tdk arogan. Polri berani, Polri tegas, Polri Dipercaya", sekaligus mengaitkan ke akun @DivHumas_Polri dan @ListyoSigitP.

Cuitan akun Ferdinand masih dilanjutkan, yaitu pada pukul 06.58 WIB, dengan mengatakan "Tak hanya Bahar Bin Smith, Polda Jabar juga tetapkan penggunggah Video Ceramah jadi Tersangka. Jadi tidak ada alasan menyebut ini kriminalisasi, TR pengunggah video jg jd TSK. Ini murni penegakan hukum demi keadilan". Kicauan tersebut kembali membawa akun @DivHumas_Polri dan @ListyoSigitP.

Kemudian, pada pukul 10.25 WIB, Ferdinand juga mencuit "Gaya doang!", sebagai komentar atas kicauan @yusuf_dumdum, yakni "kemana pengawal ini semua saat Bahar ditahan?"

Lanjutan cuitan tersebut, pada pukul 10.31 WIB, adalah "Ceramah menuduh Polri membunuh 6 FPI pengawal Rizieq. Difitnah dgn keji dgn kata Dibunuh, disiksa, dikuliti, dicabut kukunya, kemaluannya dibakar, padahal otopsi jenazah sdh jelas tdk ada itu semua. Berita hoax itu membuatnya akan mendekam lama di penjara..!!".

"Terdakwa menyebarkan berita bohong ini, dimana jelas-jelas terdakwa turut andil secara langsung telah menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat," ungkap Jaksa Baringin.

Puncak dari seluruh cuitan Ferdinand tersebut, menurut jaksa, adalah kicauan Ferdinand pada pukul 10.54 WIB dengan menyebut "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu di bela".

"Kata-kata terdakwa tersebut jelas tidak hanya ditujukan kepada Bahar Bin Smith dan kelompoknya, tetapi yang tersakiti pada kata-kata terdakwa tersebut adalah penganut agama Islam yang ada di seluruh Indonesia; dan tidak tertutup kemungkinan juga umat Islam yang ada di dunia ini tersinggung dan marah karena kebohongan yang disampaikan oleh terdakwa dalam Twitter​​​​​​​-nya," jelas Baringin.