Bagikan:

JAKARTA - Masker sekali pakai telah ditemukan di kotoran penyu hijau muda yang ditangkap di lepas pantai timur laut Jepang, sebuah studi oleh tim peneliti Jepang baru-baru ini menunjukkan, meningkatkan kekhawatiran bahwa puing-puing plastik terkait COVID mencemari ekosistem laut.

Sementara penyu diketahui secara tidak sengaja menelan plastik selama beberapa waktu, tidak ada masker wajah yang ditemukan selama survei 15 tahun di wilayah tersebut sebelum pandemi, menurut tim dari Universitas Pertanian dan Teknologi Tokyo dan Universitas. dari Tokyo.

Laporan tentang masker sekali pakai yang memasuki laut telah meningkat di wilayah pesisir di seluruh dunia, sejak merebaknya virus corona baru seperti melansir Kyodo News 9 Februari.

Dalam makalah yang diterbitkan di Marine Pollution Bulletin awal bulan ini, tim juga mengkonfirmasi masker yang tersedia secara komersial mengandung stabilisator untuk mencegah plastik memburuk akibat sinar ultraviolet. Aditif dianggap pengganggu endokrin, yang berarti mereka dapat mengganggu sistem hormonal organisme.

Penyu hijau muda itu ditangkap dengan cara ditangkap hidup-hidup di sebuah jaring di Prefektur Iwate pada Agustus 2021, dan saat ini ditempatkan di penangkaran.

Masker itu kemudian dikonfirmasi sebagai topeng polipropilen non-anyaman yang ditemukan di kotorannya oleh Takuya Fukuoka, seorang peneliti di Universitas Pertanian dan Teknologi Tokyo.

Hideshige Takada, seorang profesor di universitas yang sama yang juga terlibat dalam penelitian ini mengatakan, temuan itu menunjukkan kehidupan laut terpapar zat kimia melalui konsumsi sampah plastik secara tidak sengaja.

Dengan penggunaan masker dan alat pelindung diri lainnya yang kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa waktu, "Kita perlu mengambil langkah-langkah seperti memastikan pengelolaan limbah yang tepat dan mengganti bahan tambahan," tegasnya.