Bagikan:

JAKARTA - Enam kapal perang Angkatan Laut Rusia jenis landing ship atau kapal pendarat sedang menuju ke Laut Hitam dari Mediterania, untuk latihan angkatan laut, kantor berita Interfax mengutip Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Hari Selasa, dalam apa yang dikatakannya adalah gerakan sumber daya militer yang telah direncanakan sebelumnya.

Rusia bulan lalu mengumumkan, angkatan lautnya akan menggelar serangkaian latihan yang melibatkan semua armadanya pada Januari dan Februari, dari Pasifik hingga Atlantik, ajang unjuk kekuatan terbaru dalam gelombang aktivitas militer selama kebuntuan dengan Barat terkait Ukraina.

Keenam kapal itu dijadwalkan melewati selat Turki menuju Laut Hitam pada Selasa dan Rabu, kata sumber-sumber Turki, mengutip Reuters 8 Februari.

Kapal-kapal tersebut terdiri dari BDK-130 Korolev, BDK-127 Minsk dan BDK-102 Kaliningrad, yang akan berlayar di Bosphorus pada Hari Selasa. Sedangkan kapal 117 Pyotr Morgunov, BDK-016 Georgy Pobedonosets dan BDK-012 Olenegorsky Gornyak diperkirakan akan melintas di kawasan yang sama pada keesokan harinya.

Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, menyangkal rencana untuk melakukan invasi tetapi mencari jaminan keamanan menyeluruh, termasuk janji tidak ada penempatan rudal di dekat perbatasannya, pengurangan infrastruktur militer NATO dan larangan Ukraina bergabung dengan aliansi.

Secara hukum, anggota NATO Turki dapat menutup selat untuk transit jika Rusia mengambil tindakan militer terhadap Ukraina.

"Turki berwenang untuk menutup selat bagi semua kapal perang asing di masa perang atau ketika terancam agresi. Juga, berwenang untuk menolak transit kapal dagang milik negara yang berperang dengan Turki," terang Yoruk Isik, seorang analis geopolitik berbasis di Istanbul.

Turki, yang berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam, mengatakan konflik militer apa pun tidak dapat diterima, mengutarakan kepada Moskow bahwa invasi apa pun tidak bijaksana.

Namun, Presiden Tayyip Erdogan juga menawarkan untuk menengahi perselisihan antara Moskow dan Kyiv. Ankara memiliki hubungan baik dengan kedua negara, meskipun Presiden Erdogan mengatakan akan melakukan apa yang diperlukan sebagai anggota NATO jika terjadi invasi Rusia.