Bagikan:

JAKARTA - Populi Center merilis hasil survei mengenai kondisi ekonomi di DKI Jakarta. Hasilnya, mayoritas warga menilai ada ketimpangan ekonomi antara golongan kaya dan miskin.

Rinciannya, sebanyak 74,3 warga menilai kondisi ekonomi di Jakarta memiliki ketimpangan, 20,7 persen menilai tak ada ketimpangan, 1,7 persen tidak memahami pertanyaan, dan 3,3 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

"Khusus mengenai ketimpangan ekonomi, sebesar 74,3 persen masyarakat menilai ada ketimpangan ekonomi antara golongan kaya dan miskin di DKI Jakarta," kata peneliti Populi Center, Raffi Pamenang Imawan dalam keterangannya, Rabu, 9 Februari.

Responden kembali ditanya soal masalah ekonomi yang paling mendesak untuk ditangani oleh Pemprov DKI Jakarta. Paling banyak responden menilai masalah yang paling perlu mendapatkan penanganan adalah pengendalian harga bahan pokok.

"Sebanyak 42 persen menilai masalah pengendalian harga bahan pokok, 12 persen penyediaan lapangan pekerjaan, 12,7 persen penanganan ketimpangan eknomi, 11,7 persen pengentasan kemiskinan, 6,3 persen pemberdayaan UMKM, 4,3 persen masalah ekonomi lainnya, dan 1,8 persen tidak menjawab," jelas Raffi.

Survei Populi Center ini dilakukan pada periode 26 Januari hingga 1 Februari 2022 dengan sampel responden tersebar secara proporsional di 60 kelurahan di DKI Jakarta.

Survei dilakukan melalui tatap muka atau wawancara langsung. Jumlah sample awal 600 yang dipilih secara acak (multistage random sampling) dengan margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.