Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, mengklaim kenaikan penggunaan transportasi umum setelah pemberlakuan sistem ganjil-genap masih dapat dikatakan aman.

Hal ini menanggapi pernyataan Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo yang meminta Pemprov DKI Jakarta melakukan evaluasi terhadap kebijakan ganjil-genap di tengah pandemi COVID-19. 

"Terkait ganjil-genap, Dinas Perhubungan terus melakukan evaluasi, harian mingguan, dan satu bulan kemarin. Demikian juga dengan peningkatan dari sisi angkutan umum. (Hasil evaluasinya) masih aman," kata Syafrin kepada wartawan, Minggu, 6 September.

Syafrin menjelaskan, secara umum memang terjadi peningkatan penggunaan angkutan umum sebanyak empat persen jika dibandingkan saat masa PSBB transisi sebelum ganjil-genap diterapkan.

"Rata-rata terkahir, satu bulan kemarin setalah kami dapatkan, angkanya sekitar 4 persen," ucap Syafrin.

Syafrin mengatakan, kenaikan angka pengguna transportasi umum sebanyak 4 persen tersebut masih jauh dari pemenuhan kapasitas yang disediakan. 

Ia mencontohkan penggunaan Moda Raya Terpadu (MRT). Selama ganjil-genap diterapkan, kapasitas penumpang paling banyak hanya mencapai 100 orang. "Artinya, hanya sekitar 30 pesen dari tempat duduk yang tersedia itu yang terisi," tutur Syafrin.

Kemudian, terhadap peningkatan penggunaan Transjakarta, menurut Syafrin, juga masih dalam batas wajar. Sebelum ganjil-genap berlaku, kapasitas penumpang Transjakarta paling tinggi sebesar 60 persen.

Saat ganjil-genap diterapkan, kenaikan penumpang Transjakarta, kata Syafrin, hanya naik sampai 12 persen. Lagipula, sejak ganjil-genap, Transjakarta menambah jumlah tempat duduk sebanyak 25 persen.

"Setelah ganjil-genap ditambah lagi 25 persen kapsitasnya, sehingga kenaikan rata-rata 4 persen secara keseluruhan di angkutan umum itu belum terjadi peningkatan yang signifakan, ditinjau dari kapasitas yang tersedia," jelas Syafrin.

Sebagai informasi, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo meminta Pemprov DKI Jakarta melakukan evaluasi terhadap kebijakan ganjil genap di tengah pandemi COVID-19. Kebijakan ini dianggap turut menyumbangkan angka peningkatan kasus positif COVID-19 di Jakarta.

Pernyataan ini didasari data pasien yang dirawat di RS Wisma Atlet Kemayoran. Doni menyebut dari 944 pasien yang dirawat, sekitar 62 persen di antaranya adalah pengguna transportasi umum.

"Kami meminta kepada pemerintah DKI untuk melakukan evaluasi (kebijakan ganjil genap, red) sehingga upaya kami mengurangi kerumunan ini bisa terlaksana," kata Doni Monardo.

Selain itu, berdasarkan hasil pembicaraan melalui video conference antara Satgas COVID-19 dan Pemprov DKI Jakarta serta lembaga terkait, didapati jumlah peningkatan pengguna kendaraan umum terutama kereta api sebesar 3,5 persen dari jumlah rata-rata penumpang 400 ribu orang per hari.

"Angka 3,5 persen ini kelihatannya adalah sedikit tetapi karena jumlah penumpang yang ada di kereta api cukup besar penambahan 3,5 persen ini akhirnya meningkatkan kepadatan dalam gerbong," ujarnya.

Peningkatan, sambung Doni Monardo, juga terjadi untuk pengguna bus Transjakarta. Setelah kebijakan ganjil-genap kembali diberlakukan, terjadi peningkatan penumpang sebanyak 6 persen hingga 12 persen.