JAKARTA - Australia dapat menggunakan pasukan pertahanannya untuk membantu mengelola wabah COVID-19 di sektor perawatan lanjut usia (Lansia) yang telah memperluas staf dan memaksa banyak rumah dikunci, kata perdana menteri pada Hari Jumat ketika jumlah infeksi nasional tetap dalam tren menurun.
Pemerintah berada di bawah tekanan atas penyebaran varian Omicron di panti jompo, dengan Richard Colbeck, menteri senior Australia dan layanan perawatan lanjut usia, menuai kritik setelah ia menghadiri pertandingan kriket alih-alih tampil di hadapan komite parlemen yang menyelidiki wabah tersebut.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, dia telah meminta para menteri pertahanan dan kesehatan untuk melihat bagaimana pasukan pertahanan dapat mendukung panti jompo, di mana banyak staf harus mengisolasi diri karena infeksi.
PM Morrison mengatakan, sekitar 560 penghuni panti jompo telah meninggal sejak serangan varian Omicron pada akhir 2021.
Dia mengatakan kepada wartawan, pasukan pertahanan bukanlah tenaga kerja bayangan untuk sektor tersebut, memperingatkan terhadap solusi sederhana untuk masalah yang kompleks, tetapi mengatakan mereka harus mempertimbangkan opsi.
"Ketika Anda menjadi perdana menteri, dan menteri kesehatan dan perawatan lanjut usia, dan menteri pertahanan, Anda harus berurusan dengan opsi-opsi praktis yang berhasil," jelasnya, mengutip Reuters 4 Februari.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Angkatan Pertahanan Australia telah terlibat dalam mengelola respons pandemi, dengan seorang letnan jenderal yang bertanggung jawab atas peluncuran vaksin dan pasukan menjadi bagian dari pemantauan penguncian di kota-kota besar.
Total infeksi COVID-19 harian menurun di seluruh Australia pada Hari Jumat dan berada di jalur yang terendah dalam lebih dari sebulan, dengan sekitar 30.000 kasus baru dicatat di negara bagian terbesar.
Sementara itu, dengan beberapa negara bagian masih melaporkan angka, total 81 kematian akibat COVID-19 dilaporkan pada Hari Jumat.