JAKARTA - Sub-varian BA.2 dari Omicron telah ditemukan di lima negara Afrika, seorang ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Hari Kamis, menambahkan dia khawatir tentang pengembangan karena sampel Subvarian BA.2 mungkin tidak terlihat sebagai bentuk Omicron.
Sub-varian BA.2 mulai menggantikan varian BA.1 asli Omicron yang lebih umum di negara-negara seperti Denmark. Data dari sana menunjukkan tidak ada perbedaan dalam tingkat keparahan penyakit, menurut pejabat WHO lainnya.
"BA.2 telah dilaporkan di lima negara, yaitu Botswana, Kenya, Malawi, Senegal serta Afrika Selatan," kata Dr Nicksy Gumede-Moeletsi dalam briefing media online, dikutip dari Reuters 4 Februari.
"Kami sangat prihatin," lanjutnya, seraya menambahkan bahwa BA.2 terbukti sulit diidentifikasi karena tidak selalu diambil oleh kriteria Kegagalan Target S-Gene, yang digunakan untuk membedakan Omicron asli dari varian lain.
Gumede-Moeletsi mengatakan, WHO bekerja sangat erat dengan laboratorium, meminta mereka untuk meneruskan sampel yang telah kembali tanpa ditandai sebagai Omicron untuk analisis lebih lanjut, guna mendapatkan gambaran yang lebih tepat tentang penyebaran BA.2.
Versi BA.1 dari Omicron agak lebih mudah dilacak daripada varian sebelumnya. Itu karena BA.1 kehilangan satu dari tiga gen target yang digunakan dalam tes PCR umum. Kasus yang menunjukkan pola ini diasumsikan secara umum disebabkan oleh BA.1.
Subvarian BA.2, kadang-kadang dikenal sebagai sub-varian "siluman", tidak memiliki gen target yang hilang yang sama dengan varian Omicron asli.
BACA JUGA:
Sebaliknya, para ilmuwan memantaunya dengan cara yang sama seperti varian sebelumnya, termasuk Delta, dengan melacak jumlah genom virus yang dikirimkan ke database publik seperti GISAID.
Untuk diketahui, seperti varian lainnya, infeksi BA.2 dapat dideteksi oleh alat tes virus corona di rumah, meskipun mereka tidak dapat menunjukkan varian mana yang bertanggung jawab, kata para ahli.