Belum Ada Laporan Varian Omicron Muncul di AS, Kanada Siapkan Strategi Siaga Penuh
Photo by Martin Sanchez on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC memastikan belum menerima laporan Varian Omicron di negara ini. Varian asal Afrika Selatan ini jadi ancaman baru pandemi bagi dunia.

"Kami berharap Omicron dapat diidentifikasi dengan cepat, jika muncul di AS,” kata CDC dalam sebuah pernyataan, lapor Reuters seperti dilihat dari The Guardian, Sabtu 27 November.

Sementara itu, Pemerintah Kanada sudah menerapkan langkah-langkah perbatasan yang akan ditingkatkan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan warganya dalam menanggapi varian Omicron baru.

Kanada akan memberlakukan penerapan ketat bagi setiap orang yang baru pulang dari tujuh negara di benua Afrika — termasuk Afrika Selatan, Eswatini, Lesotho, Botswana, Zimbabwe, Mozambik, dan Namibia.

Warga negara asing yang telah melakukan perjalanan di salah satu negara ini, dalam 14 hari tidak akan diizinkan masuk ke Kanada.

“Sebagai tindakan pencegahan, hingga 31 Januari 2022, Pemerintah Kanada menerapkan langkah-langkah perbatasan yang ditingkatkan untuk semua pelancong yang telah berada di wilayah Afrika Selatan — termasuk Afrika Selatan, Eswatini, Lesotho, Botswana, Zimbabwe, Mozambik, dan Namibia— dalam 14 hari terakhir sebelum tiba di Kanada," tulis siaran pers Kanada baru-baru ini.

Diberitakan sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Hari Jumat mengklasifikasikan varian B.1.1.529 yang terdeteksi di Afrika Selatan sebagai "varian yang menjadi perhatian" SARS-CoV-2, dengan mengatakan itu mungkin menyebar lebih cepat daripada bentuk lain.

Bukti awal menunjukkan ada peningkatan risiko infeksi ulang dan ada "perubahan yang merugikan dalam epidemiologi COVID-19," sebut dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tertutup para ahli independen yang meninjau data.

Infeksi di Afrika Selatan telah meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, bertepatan dengan deteksi varian yang sekarang ditetapkan sebagai omicron, terang WHO.

"Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan yang lain (varian yang menjadi perhatian)," jelas WHO mengutip The Jerusalem Post 27 November.

Omicron adalah varian kelima yang mengusung sebutan seperti itu.

"Varian ini telah terdeteksi pada tingkat yang lebih cepat daripada lonjakan infeksi sebelumnya, menunjukkan bahwa varian ini mungkin memiliki keunggulan pertumbuhan," ungkap WHO.