JAKARTA - Vaksin Sputnik V Rusia, jika perlu, dapat dengan cepat disesuaikan untuk menghadapi jenis baru virus corona yang ditemukan di Afrika Selatan, kata Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) Kirill Dmitriev dalam sebuah wawancara dengan saluran RT TV.
"Kami dapat dengan cepat menyesuaikan vaksin dengan varian baru virus corona, jika diperlukan," jelasnya mengutip TASS 27 November.
"Kami percaya Sputnik V untuk saat ini adalah vaksin paling efektif melawan mutasi virus corona," tambahnya.
Dmitriev menekankan pentingnya kerja sama dalam pengembangan vaksin, khususnya kemungkinan menggabungkannya.
Dia ingat, sebelumnya pada Hari Jumat dirinya telah mengadakan pertemuan dengan rekan-rekan China untuk bekerja sama dalam mengembangkan kombinasi vaksin.
"Kami terbuka untuk kemitraan dan percaya bahwa kombinasi vaksin adalah ide yang baik untuk kemanusiaan," ungkap Dmitriev.
Orang pertama yang terinfeksi dengan jenis virus corona B.1.1.529 terdeteksi baru-baru ini di Botswana. Menurut stasiun radio lokal, dia adalah warga negara Afrika Selatan.
Sebagian besar dari mereka yang membawa varian virus corona ini sejauh ini telah diidentifikasi di Afrika Selatan. Ada 77 di antaranya.
Menurut temuan awal oleh ilmuwan lokal, strain B.1.1.529 mampu menginfeksi orang yang divaksinasi lengkap. Namun, ini hanya asumsi sejauh ini.
Diberitakan sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Hari Jumat mengklasifikasikan varian B.1.1.529 yang terdeteksi di Afrika Selatan sebagai "varian yang menjadi perhatian" SARS-CoV-2, dengan mengatakan itu mungkin menyebar lebih cepat daripada bentuk lain.
Bukti awal menunjukkan ada peningkatan risiko infeksi ulang dan ada "perubahan yang merugikan dalam epidemiologi COVID-19," sebut dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tertutup para ahli independen yang meninjau data.
BACA JUGA:
Infeksi di Afrika Selatan telah meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, bertepatan dengan deteksi varian yang sekarang ditetapkan sebagai omicron, terang WHO.
"Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan yang lain (varian yang menjadi perhatian)," jelas WHO mengutip The Jerusalem Post 27 November.
Omicron adalah varian kelima yang mengusung sebutan seperti itu.
"Varian ini telah terdeteksi pada tingkat yang lebih cepat daripada lonjakan infeksi sebelumnya, menunjukkan bahwa varian ini mungkin memiliki keunggulan pertumbuhan," ungkap WHO.