JAKARTA - Pusat Penelitian Nasional Gamaleya Rusia mempertimbangkan kemungkinan untuk mengembangkan vaksin polivalen terhadap infeksi virus corona baru, berdasarkan berbagai jenis seperti Delta dan Omicron, wakil direktur Pusat Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya, Denis Logunov mengatakan pada Hari Minggu.
"(Kemungkinan) sedang dipertimbangkan dan didiskusikan untuk mengembangkan (vaksin) Sputnik polivalen yang mencakup varian Delta, Omicron dan Wuhan (strain Wuhan, strain asli virus corona). Dimungkinkan untuk dikembangkan vaksin yang lebih kompleks," katanya dalam wawancara dengan saluran TV Rossiya-1, mengutip TASS 17 Januari.
Logunov merinci, sebagian dari vaksin berdasarkan strain Wuhan atau Delta akan dapat melindungi terhadap infeksi varian virus corona baru. Sementara bagian lainnya berdasarkan varian Omicron, akan melindungi mereka yang divaksinasi dari virus yang telah bermutasi dari Omicron.
Berbicara tentang perkembangan situasi lebih lanjut, ia mencatat, karena strain Omicron, jumlah kasus virus corona baru akan sangat meningkat.
"Terlalu dini untuk bersantai sampai gelombang Omicron ini mereda," Logunov menyimpulkan.
Terpisah, The Russian Direct Investment Fund (RDIF) telah memberikan semua dokumen yang diperlukan tentang vaksin anti-coronavirus Sputnik V kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menjalani peninjauan, Perwakilan WHO untuk Rusia Melita Vujnovic mengatakan akhir pekan lalu
"Pada 30 Desember, Dana Investasi Langsung menyerahkan semua dokumen yang diperlukan ke WHO. Kami berharap inspeksi dilakukan pada Februari," katanya.
Bulan Desember 2021, Juru Bicara WHO Christian Lindmeier mengatakan kepada TASS, Oktober tahun lalu RDIF menandatangani semua perjanjian yang diperlukan untuk meninjau aplikasi Sputnik V, guna dimasukkan dalam EUL (Daftar Penggunaan Darurat).
BACA JUGA:
Semantara pada akhir November, WHO dan RDIF membahas perlunya data tambahan tentang kualitas, keamanan, dan kemanjuran vaksin, dan RDIF berjanji untuk memberikan peta jalan pengiriman data yang terperinci sehingga WHO dapat mempercepat prosedur penilaian.
Dmitry Birichevsky, direktur departemen kerjasama ekonomi kementerian luar negeri Rusia mengatakan pada Desember lalu, kementeriannya mengharapkan WHO menyetujui vaksin Sputnik V pada paruh pertama tahun ini.