Bagikan:

JAKARTA - Sebuah studi laboratorium awal telah menunjukkan vaksin Sputnik V besutan Rusia lebih efektif menghadapi varian Omicron virus corona, dibanding dengan Pfizer.

Dalam studi awal, tingkat antibodu penetral Omicron dari orang yang vaksinasi dengan vaksin Sputnik V Rusia, tidak menurun sebanyak mereka yang mendapatkan vaksin Pfizer.

Didanai oleh Russian Direct Investment Fund, studi gabungan Rusia dengan Italia ini membandingkan serum darah orang-orang yang telah menerima vaksin yang berbeda.

Studi pendahuluan dilakukan langsung oleh para ilmuwan dari Institut Spallanzani di Italia dan Institut Gamaleya di Moskow, pengembang vaksin Sputnik V.

Para peneliti mengatakan, sampel yang diambil tiga hingga enam bulan setelah dosis kedua vaksin menunjukkan, tingkat antibodi pada penerima dua dosis Sputnik V lebih resisten terhadap Omicron daripada mereka yang divaksinasi dengan Pfizer.

Studi ini meliputi serum darah 51 orang yang divaksinasi dengan Sputnik V dan 17 orang yang telah menerima dua dosis vaksin Pfizer.

"Hari ini kebutuhan vaksinasi booster ketiga sudah jelas," kata studi pendahuluan yang diterbitkan pada 19 Januari, mengutip Reuters 21 Januari.

vaksin sputnik v
Vaksin Sputnik V. (Wikimedia Commons/Mos.ru)

Penelitian, yang akan meminta sertifikasi melalui tinjauan sejawat, menunjukkan, antibodi penetral spesifik Omicron terdeteksi dalam serum darah dari 74,2 persen orang yang divaksinasi dengan Sputnik V, berbanding 56,9 persen dari mereka yang divaksinasi dengan Pfizer/BioNtech.

Studi pendahuluan sebelumnya oleh Gamaleya Institute, pengembang Sputnik V, menunjukkan suntikan vaksin Sputnik Light memberikan respons antibodi yang lebih kuat terhadap Omicron daripada vaksin Sputnik V dua dosis saja.

"Kemitraan dari platform yang berbeda adalah kuncinya. Dosis booster dengan Sputnik Light akan membantu memperkuat kemanjuran vaksin lain sehubungan dengan tantangan gabungan Delta dan Omicron," terang kepala RDIF Kirill Dmitriev dalam sebuah pernyataan.

Sementara melansir Sputnik News, dalam penelitian yang dilakukan di laboratorium Italia menemukan, Sputnik V memiliki 2,1 kali lebih banyak antibodi penawar terhadap varian Omicron secara umum, dan 2,6 kali lebih banyak antibodi tiga bulan setelah vaksinasi.

Ketika sampai pada analisis mendalam tentang mekanisme perlindungan, para peneliti mencatat Sputnik V menetralkan varian Omicron karena membentuk respons kekebalan yang lebih kuat, lantaran tingkat antibodi yang tinggi.

Ketika meninjau tingkat dasar antibodi IgG (imunoglobulin G) spesifik RBD (domain pengikat reseptor), peneliti menunjukkan bahwa dalam 25 persen sampel teratas dengan tingkat IgG tertinggi, 100 persen individu yang divaksinasi dengan Sputnik V memiliki antibodi ini, dibandingkan dengan 83,3 persen di grup Pfizer. Secara total 74,2 persen sampel serum darah Sputnik V berhasil menetralkan strain Omicron dibandingkan dengan 56,9 persen untuk Pfizer.

vaksin sputnik v
Vaksin Sputnik V. (Wikimedia Commons/Mos.ru/М. Мишина)

Ada beberapa faktor yang membuat Sputnik V membentuk respons yang sangat besar terhadap Omicron, seperti menghasilkan spektrum antibodi penetral yang jauh lebih luas, sementara vaksin Pfizer menggunakan protein S dalam bentuk stabil prolin yang ditujukan pada bagian tertentu molekul antigen yang, dalam kasus Omikron, biasanya berubah bentuk oleh mutasi virus.

Teknologi peningkatan utama heterolog dari Sputnik V juga berperan, dengan vaksin Rusia menggunakan dua vektor adenovirus pembawa yang berbeda, dengan platform vektor adenoviral manusia itu sendiri memiliki keuntungan tambahan sebagai tiruan infeksi yang lebih baik. Publikasi Spallanzani-Gamaleya MedRxiv menyebutkan pendekatan ini sebagai yang paling efektif.

Sputnik V telah diizinkan untuk digunakan di 71 negara dengan total populasi 4 miliar orang, dengan Australia menjadi negara terbaru yang mengakui vaksin Rusia. Sementara, Sputnik Light telah disahkan di 30 negara. Kedua jab telah dikembangkan menggunakan teknologi vektor adenovirus terkenal yang telah berusia 30 tahun dan memiliki catatan keamanan dan kemanjuran yang terbukti.

Untuk diketahui, berbeda dengan teknologi pesaing, platform virus adenoviral belum dikaitkan dengan efek samping yang serius, seperti perikarditis atau miokarditis. Di antara keunggulan utama Sputnik V lainnya adalah, ia dapat disimpan pada suhu dari +2 hingga +8 Celcius, yang memudahkan pengiriman dan penyimpanan batch, sementara beberapa vaksin pesaing memerlukan freezer suhu ultra-rendah khusus.