JAKARTA - Amerika Serikat (AS) pada Hari Rabu mengidentifikasi kasus COVID-19 pertama yang diketahui disebabkan oleh varian Omicron, ditemukan pada pasien yang divaksinasi lengkap yang melakukan perjalanan ke Afrika Selatan, ketika para ilmuwan terus mempelajari risiko yang dapat ditimbulkan oleh versi baru.
Pejabat kesehatan masyarakat mengatakan orang yang terinfeksi, yang memiliki gejala ringan dan membaik, kembali ke Amerika Serikat dari Afrika Selatan pada 22 November dan dinyatakan positif tujuh hari kemudian.
Pasien itu telah divaksinasi lengkap tetapi tidak mendapat suntikan booster, menurut Dr. Anthony Fauci, pejabat tinggi penyakit menular AS, yang memberi pengarahan kepada wartawan di Gedung Putih.
Orang itu dalam karantina sendiri dan semua kontak dekat pasien dinyatakan negatif, katanya, mengutip Reuters 2 Desember.
Pertanyaan kunci tetap ada tentang varian baru, yang bermutasi dengan cara yang menurut para ahli kesehatan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menyebar, menghindari beberapa pertahanan yang diberikan oleh vaksin. Pekerjaan sedang dilakukan untuk memperbarui vaksin tersebut, jika perlu.
Varian Omicron telah ditemukan di dua lusin negara, termasuk beberapa di Eropa ditambah Kanada, Australia, Jepang, Hong Kong dan Israel.
Amerika Serikat belum mendeteksi transmisi komunitas varian Omicron. Di sebagian besar negara, penularan COVID-19 tetap tinggi, meski kasus baru tetap stabil selama dua minggu terakhir, menurut penghitungan Reuters. Sementara, tiga perempat dari semua sampel COVID di Afrika Selatan sekarang adalah Omicron.
Fauci mengatakan perlu dua minggu atau lebih untuk mendapatkan wawasan tentang seberapa mudah varian menyebar dari orang ke orang, seberapa parah penyakit yang ditimbulkannya dan apakah itu dapat melewati perlindungan yang diberikan oleh vaksin yang tersedia saat ini.
"Kami tidak memiliki informasi yang cukup saat ini," ujar Fauci, yang menjabat sebagai kepala penasihat medis untuk Presiden Joe Biden, menambahkan profil molekuler varian.
"Menunjukkan bahwa itu mungkin lebih menular, dan mungkin menghindari beberapa perlindungan. vaksin, tetapi kita tidak tahu bahwa sekarang. Kita harus siap bahwa akan ada pengurangan dalam perlindungan," tandasnya.
Sementara itu, Pemerintahan Presiden Joe Biden telah meminta orang yang divaksinasi penuh untuk mencari suntikan booster setelah dosis awal mereka. Enam puluh persen orang Amerika sepenuhnya divaksinasi dan sekitar seperlima dari orang-orang itu menggunakan booster, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
BACA JUGA:
Sebelumnya, selama berhari-hari, pejabat kesehatan AS mengatakan varian baru, pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan diumumkan pada 25 November, kemungkinan sudah ada di Amerika Serikat karena lusinan negara lain juga mendeteksi keberadaannya.
"Varian baru ini menimbulkan kekhawatiran tetapi bukan penyebab kepanikan," ujar Presiden Biden pada Hari Rabu, sebelum kasus varian Omicron diumumkan. Sementara, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, presiden telah diberi pengarahan oleh timnya tentang kasus pertama varian Omicron yang diketahui di negara tersebut.
Untuk diketahui, Amerika Serikat telah melarang hampir semua orang asing yang telah berada di salah satu dari delapan negara Afrika selatan. Pada Hari Selasa, CDC mengarahkan maskapai penerbangan untuk mengungkapkan nama dan informasi lain dari penumpang yang pernah ke negara-negara tersebut.