Varian Omicron Mulai Menyebar di Amerika Serikat, Empat Negara Bagian Laporkan Kasus Positif
Ilustrasi pemakaian masker untuk mencegah penularan COVID-19. (Wikimedia Commons/Գարիկ Ավագյան)

Bagikan:

JAKARTA - New York telah menemukan lima kasus varian virus corona Omicron, kata gubernurnya pada hari Kamis, menjadi negara bagian Amerika Serikat keempat yang mendeteksi varian tersebut, menjadikan jumlah total infeksi yang dilaporkan di negara itu menjadi delapan.

Gubernur New York Kathy Hochul berbicara pada konferensi pers, mengatakan salah satu kasus melibatkan seorang wanita Long Island berusia 67 tahun, dengan gejala ringan sakit kepala dan batuk yang baru saja kembali dari Afrika Selatan.

Wanita itu dites negatif setelah kembali pada 25 November, tetapi dites positif terkena virus corona pada 30 November dan hasilnya dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dia memiliki beberapa riwayat vaksinasi, tetapi belum jelas apakah dia telah menerima satu atau dua dosis atau suntikan penguat, sebut Hochul, mengutip Reuters 3 Desember.

Empat orang lainnya adalah warga New York City tetapi informasi lebih lanjut belum tersedia, kata gubernur.

"Tidak ada alasan untuk khawatir. Kami tidak memiliki lebih banyak informasi saat ini, tetapi kami menduga akan ada lebih banyak kasus yang muncul. Dan hal terbaik yang dapat dilakukan semua orang adalah menyadari, kami sama sekali tidak berdaya melawan varian ini, bahwa vaksin, kami tahu, akan memastikan ada gejala yang tidak terlalu parah," jelasnya.

Sementara itu, tiga negara bagian Amerika Serikat lainnya yang telah menemukan kasus varian Omicron yakni California, Colorado dan Minnesota, di antara pasien yang divaksinasi penuh dan mengalami gejala ringan, terang pejabat kesehatan.

Pasien Minnesota adalah kasus penularan komunitas varian Omicron pertama yang diketahui di AS, ditemukan pada pria yang divaksinasi lengkap yang baru saja bepergian ke New York City dan menghadiri sebuah konferensi.

Terpisah, pejabat kesehatan Colorado pada Hari Kamis mengatakan seorang wanita dengan varian Omicron baru saja kembali dari perjalanan ke Afrika selatan.

Sementara, California pada Hari Rabu melaporkan kasus varian Omicron pertama pada seorang pelancong yang divaksinasi lengkap yang telah berada di Afrika Selatan. Varian baru pertama kali terdeteksi di Afrika selatan bulan lalu.

Setelah menentukan bahwa kasus Minnesota memiliki hubungan dengan New York, pria itu menghadiri konvensi anime di Javits Center New York City dari 19-21 November, pejabat kesehatan segera mengaktifkan 'Korps Uji dan Jejak' untuk menghubungi peserta konferensi dalam upaya untuk menahan penyebarannya, jelas Walikota New York City Bill de Blasio.

"Kami mengetahui kasus varian Omicron yang diidentifikasi di Minnesota yang terkait dengan perjalanan ke sebuah konferensi di New York City. Dan kami harus berasumsi ada penyebaran komunitas dari varian di kota kami," sambung Walikota.

Sementara itu, Dr. Leana Wen, seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas George Washington dan mantan komisaris kesehatan Baltimore, mengatakan hanya masalah waktu sebelum lebih banyak kasus Omicron terdeteksi di Amerika Serikat.

Kasus Minnesota "berarti ada penyebaran di Amerika Serikat. Akan ada lebih banyak kasus yang akan datang," tulis Wen di Twitter.

Para ilmuwan sedang menyelidiki Omicron, yang telah diberi label sebagai varian perhatian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk melihat apakah itu lebih menular daripada varian Delta yang sekarang lazim. Dan apakah itu menyebabkan penyakit yang lebih parah. Mereka juga mempelajari seberapa baik vaksin saat ini bekerja melawannya.

Gubernur Minnesota Tim Walz mengatakan, "berita tentang kasus di negara bagian itu mengkhawatirkan tetapi itu tidak mengejutkan," menambahkan "Kami tahu bahwa virus ini sangat menular dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia."

Walz mengimbau warga untuk mendapatkan vaksinasi dan memakai masker di dalam ruangan. Respons terbaik untuk varian baru ini sama seperti selama pandemi, menerima vaksin COVID-19.

Untuk diketahui, sekitar 60 persen dari total populasi Negeri Paman Sam, atau 196 juta orang, telah divaksinasi sepenuhnya, salah satu tingkat terendah di antara negara-negara kaya. Sementara, lebih dari 786.000 orang telah meninggal karena COVID-19 di Amerika Serikat, termasuk 37.000 pada Bulan November saja.